PTNNT Tunda Pengembangan Fase Lanjutan di Batu Hijau

id ptnnt ksb

PTNNT Tunda Pengembangan Fase Lanjutan di Batu Hijau

Konsentrator PT Newmont Nusa Tenggara Batu HIjau Kabupaten Sumbawa Barat

Kami berencana untuk tetap mempertahankan karyawan demi memastikan kesiapan operasional yang aman, tepat waktu, dan efisien hingga dimulainya kembali pengembangan Fase 7 di saat kondisi bisnis memungkinkan”

Jakarta, 23 Februari 2016 PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) mengumumkan bahwa perusahaan akan menunda  pengembangan fase lanjutan di tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat, sementara operasi  penambangan dan pengolahan  yang saat ini  sedang dikerjakan  akan tetap berjalan normal, termasuk  program pengembangan masyarakat dan infrastruktur setempat.

Pengembangan  Fase 7 akan ditunda sampai dengan kondisi bisnis memungkinkan kembali. Kondisi makro-ekonomi dan mendapat kepastian finansial yang mendukung merupakan faktor-faktor penting  terkait  putusan  investasi oleh PTNNT. Perusahaan juga menyampaikan bahwa putusan  investasi akan memerlukan kepastian dalam hal pembaharuan izin-izin yang akan diterbitkan  di waktu yang akan datang. Selain itu, pihak kreditur yang mungkin akan  mendukung  pendanaan pengembangan  Fase 7 membutuhkan  kepastian hal-hal tersebut sebelum memberikan komitmen-komitmen pendanaan.

“Kami berencana  untuk  tetap mempertahankan karyawan  demi  memastikan kesiapan  operasional yang aman,  tepat waktu,  dan efisien  hingga dimulainya kembali pengembangan Fase 7 di saat kondisi bisnis memungkinkan,” kata Rachmat Makkasau, Presiden Direktur PTNNT. “Kami tetap  optimis dan  berkomitmen untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut, sehingga tambang Batu Hijau dapat tetap memberikan kontribusi ekonomi bagi pemerintah daerah maupun pusat, memberikan pendapatan yang  baik untuk para karyawan dan mitra bisnis,  serta  terus berkontribusi dalam pembangunan masyarakat dan infrastruktur setempat.”

Sementara itu DR. AGUSDIN, SE, MBA pemerhati Bisnis dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univ Mataram "Dari aspek bisnis, langkah yang diambil Newmont rasional karena menghadapi lingkungan bisnis yang tidak menentu (uncertainty). Indikatornya adalah karena Harga logam dunia yang  fluktuatif dan Kesulitan untuk meyakinkan kreditur atas kepastian investasi jangka panjang karena faktor utamanya adalah uncertainty. Terkait dampaknya terhadap karyawan dan mitra bisnis atau beneficiaries hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap harapan (future expectation) atau keberlangsungan pendapatan dan kontribusi ekonomi.  Namun dalam hal  ini kita patut mengapresiasi langkah Newmont yang memberikan jaminan terhadap karyawan dan program pemberdayaan masyarakat dan infrastruktur walaupun menunda pengembangan fase 7."

 

Tentang PTNNT

PTNNT adalah perusahaan tambang tembaga dan emas yang beroperasi berdasarkan Kontrak Karya Generasi  IV yang ditandatangani pada 2 Desember 1986. Sebanyak 56% sahamnya dimiliki oleh Nusa Tenggara Partnership B.V (dimiliki Newmont Mining Corporation dan Nusa Tenggara Mining Corporation of  Japan), di mana 7% saham NTPBV akan didivestasi kepada Pemerintah Indonesia  melalui pembelian oleh sebuah badan di bawah Kementerian Keuangan. Pemegang saham lainnya adalah PT Pukuafu Indah 17,8%, PT Multi Daerah Bersaing 24% (dimiliki oleh Bumi Resources, Pemda Propinsi Nusa Tenggara Barat, Kabupaten  Sumbawa  Barat, dan Kabupaten Sumbawa) dan PT Indonesia Masbaga InvestaSumbawa  Barat, dan Kabupaten Sumbawa) dan PT Indonesia Masbaga Investama 2,2 %.

Sejak mulai beroperasi pada tahun 2000  hingga tahun 2014, PTNNT telah memberikan kontribusi ekonomi  lebih dari Rp94  triliun dalam bentuk pembayaran pajak, royalti, gaji karyawan, pembelian barang dan jasa dalam negeri, serta dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham, termasuk pemegang saham nasional.  Selain itu, PTNNT juga telah melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat di sekitar tambang dengan menyediakan dana sebesar rata-rata Rp. 50 miliar per tahun. PTNNT saat ini mempekerjakan sekitar 4.000 karyawan dan 4.000 kontraktor.(Adv)