Mensos lantik santri Ponpes Nurul Haramain sebagai relawan

id Mensos Khofifah

Mensos lantik santri Ponpes Nurul Haramain sebagai relawan

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa melantik relawan santri dan santriwati Ponpes Nurul Haramain NW Narmada, Lombok, NTB, Sabtu (2/4). (1)

"Sangat banyak penghargaan yang diberikan oleh sejumlah lembaga kepada pondok pesantren ini"
Lombok Barat (Antara NTB) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa melantik santri dan santriwati relawan Pondok Pesantren Nurul Haramain NW, Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Sabtu.

Menurut Khofifah, ada semangat sukarelawan yang luar biasa. Cerita sukses sukarelawan yang dibangun oleh para santri dan santriwati Pondok Pesantren Nurul Haramain NW ini adalah menanam dan menanam.

"Sangat banyak penghargaan yang diberikan oleh sejumlah lembaga kepada pondok pesantren ini," katanya.

Berbagai penghargaan tersebut, kata dia, akan sangat baik kalau dijadikan "role model" (teladan) untuk membangun kerelawanan di masing-masing komunitas, terutama yang berbasis pondok pesantren dengan menggerakkan para santri dan santriwatinya untuk menanam.

Upaya itu akan menjadi penguatan kohesivitas daya dukung alam.

"Jadi daya dukung lingkungan kita ini mengalami kerentanan karena banyak pohon yang sudah dibabat, sehingga salah satu solusinya adalah santri menanam," ujarnya.

Pondok Pesantren Nurul Haramain NW, menurut Khofifah, juga mengajak semua warga menyisir sungai, pantai dan juga ada program literasi terkait pelestarian lingkungan.

Pondok pesantren yang pernah dikunjungi Khofifah pada 2001 juga menyisir semua lini. Hal itu juga bisa menjadi salah satu model bagaimana pesantren memberi sinar bagi masyarakat di sekitarnya.

"Saya tahu, khusus untuk hutan berbasis pesantren, dimulai di sini, sudah banyak produknya," ucap Khofifah.

Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan di era Presiden Abdurrahman Wahid (alm) ini mengakui Pondok Pesantren Nurul Haramain NW sudah membuktikan diri menjadi lembaga pendidikan Islami yang peduli lingkungan dengan menghijaukan puluhan hektare hutan kritis dalam waktu lama.

"Itu artinya ada istiqomah," kata Khofifah yang juga Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU).

Menurut dia, komunitas pondok pesantren ini menjadi sangat penting untuk bisa memberikan penguatan pada pondok pesantren lain supaya masalah banjir pada saat musim hujan dan krisis air pada saat musim kemarau.

"Dengan sukarelawan santri menyisir sungai untuk membersihkan sampah, tanam pohon. Ini suatu yang inspiratif yang dilakukan oleh santri," katanya. (*)