Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Bupati Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Fathul Bahri mengatakan, momentum Hari Santri Nasional mengingatkan kepada peran besar para santri, kiai dan ulama-ulama pendahulu dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari serangan penjajah.
"Saya mengajak para santriwan dan santriwati untuk senantiasa bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan hari ini," kata Fathul saat acara peringatan hari santri di Alun-alun Tastura Praya, Minggu.
Sebelum melaksanakan apel, ribuan santri di Lombok Tengah mengikuti pawai dari dua titik kumpul yakni Pendopo Bupati dan Wakil Bupati Lombok Tengah dan kumpul di Alun-alun Tastura Praya.
"Hari ini seluruh Santri di Indonesia merayakan momentum bersejarah bagi seluruh masyarakat Indonesia," katanya.
Memperingati Hari Santri, merupakan momentum yang sudah menjadi acara rutin setiap tahun. Namun, pada momentum ini yang harus diingat adalah perjuangan para santri dan kiai pada masa revolusi kemerdekaan tersebut adalah bentuk pengamalan ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.
"Cinta Tanah Air adalah sebagian dari iman.Memperjuangkan kemerdekaan tanah air juga menjadi bagian dari ibadah," katanya.
Maka, dari itu, tema peringatan Hari Santri Nasional 2023 yaitu "Jihad Santri Jayakan Negeri" patut menjadi bahan renungan bersama. "Tema ini mengajak semua meneladani semangat para santri yang berjuang dengan sepenuh hati dan jiwa untuk memajukan bangsa dan negara.
Jihad yang dimaksud bukanlah peperangan fisik, melainkan perjuangan moral dan intelektual.
"Kita tidak bisa meniru apa yang dilakukan oleh para santri di masa lalu, yang rela berkorban nyawa dan harta untuk membebaskan Indonesia dari belenggu kolonialisme" katanya.
Namun, kata Bupati bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari perjuangan mereka pada masa kemerdekaan seperti sekarang, peran kaum santri, termasuk para intelektual pesantren, masih sangat dibutuhkan untuk turut serta memajukan kehidupan bangsa Indonesia.
"Kemiskinan, kebodohan, degradasi moral, hingga kesenjangan sosial ekonomi yang terus melebar adalah berbagai contoh masalah yang menanti untuk dipecahkan," katanya.
Dalam hal ini, kata Bupati, jihad bisa dimaknai sebagai upaya menjaga diri dari segala hal yang merusak akhlak dan moral. Jihad juga dapat bermakna bersungguh-sungguh membersihkan hati dari sifat-sifat buruk seperti dengki, benci, sombong, rakus, dan lain sebagainya.
"Maka, jihad adalah berlaku jujur, adil, dan bertanggung jawab dalam segala urusan. Jihad kita adalah membantu sesama manusia, terutama kelompok lemah dan tertindas. Jihad kita adalah berkontribusi positif untuk kemajuan bangsa dan negara," katanya.
Dengan memahami makna jihad ini, semua akan menunjukkan bahwa santri bukanlah orang-orang yang mundur dari tantangan, melainkan mereka yang siap menghadapi gejolak zaman sekaligus berkontribusi memajukan kehidupan masyarakat.
"Santri harus siap memberikan kontribusi untuk kemajuan masyarakat," katanya.
Berita Terkait
Begini tanggapan Mendes Yandri soal surat undangan haul berkop Kemendes
Rabu, 23 Oktober 2024 14:52
Kemenag NTB harapkan santri berkontribusi bangun masa depan negara
Rabu, 23 Oktober 2024 4:35
Santri dan Resolusi Jihad Santri dalam lintasan literatur sejarah
Selasa, 22 Oktober 2024 11:46
Baznas luncurkan program beasiswa bagi 10 ribu santri
Selasa, 15 Oktober 2024 17:08
Menag ajak santri terus memberi kontribusi untuk negeri
Kamis, 10 Oktober 2024 3:47
Peran penting pesantren dan santri tanamkan Islam moderat
Jumat, 27 Oktober 2023 20:16
Hari Santri momentum kuatkan pondok pesantren
Selasa, 24 Oktober 2023 5:14
NTB menyerukan sikap toleransi peringati hari santri
Senin, 23 Oktober 2023 3:04