Bulog NTB minta 150 ton gula pasir untuk operasi pasar

id Gulas Pasir

Bulog NTB minta 150 ton gula pasir untuk operasi pasar

Ilustrasi - Pemerintah menggelar operasi pasar untuk menurunkan harga gula pasir. (ANTARA FOTO) (1)

"Surat permohonan penambahan sudah kami kirim ke pusat, mudah-mudahan segera direalisasikan"
Mataram (Antara NTB) - Perum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Nusa Tenggara Barat meminta tambahan pasokan gula pasir sebanyak 150 ton untuk operasi pasar agar harga komoditas tersebut bisa turun.

"Surat permohonan penambahan sudah kami kirim ke pusat, mudah-mudahan segera direalisasikan," kata Kepala Divisi Regional Badan Urusan Logistik (Bulog) Nusa Tenggara Barat (NTB) Arif Mandu, di Mataram, Rabu.

Sebelumnya, kata dia, pihaknya sudah memperoleh jatah gula pasir sebanyak 50 ton yang didatangkan dari PT Perkebunan Nusantara X di Jawa Timur, sebelum Idul Fitri 1437 Hijriah.

Puluhan ton gula pasir tersebut sudah didistribusikan ke Subdivre Bulog Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa dan Bima untuk didistribusikan kepada masyarakat melalui operasi pasar gula pasir murah.

Bulog Divre NTB juga mendistribusikan langsung gula pasir ke para pedagang dan masyarakat umum di pasar tradisional di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Utara dengan harga Rp13.000 per kilogram.

"Kami juga ada sarana penjualan di depan kantor dan Jalan Airlangga Mataram, yang menjual gula pasir secara eceran kepada masyarakat," ujarnya.

Jika nantinya gula pasir sebanyak 150 ton jadi didatangkan, kata Arif, pihaknya akan mendistribusikannya lagi ke seluruh subdivre di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, kemudian dijual kembali melalui operasi pasar.

Dalam operasi pasar tersebut masyarakat hanya boleh membeli maksimal dua kilogram agar terjadi pemerataan dan mencegah penimbunan kembali oleh para pedagang.

Menurut dia, harga gula pasir di tingkat pedagang di pasar tradisional di Kota Mataram, masih relatif mahal, yakni di kisaran Rp15.000/kg.

Para pedagang beralasan gula pasir yang dijual dengan harga relatif mahal tersebut merupakan stok lama yang ditebus dari distributor dengan harga mahal juga.

"Makanya kami minta tambahan 150 ton lagi agar masyarakat bisa membeli melalui operasi pasar dengan harga lebih murah dibanding para pedagang," ucapnya. (*)