Lpa NTB minta guru diawasi saat MOS

id LPA NTB

Lpa NTB minta guru diawasi saat MOS

(1)

"Kekerasan tetap ada peluang tidak hanya siswa kepada siswa, tetapi juga guru kepada siswa"
Mataram (Antara NTB) - Lembaga Perlindungan Anak Nusa Tenggara Barat meminta guru yang terlibat dalam pelaksanaan masa orientasi sekolah (MOS) juga diawasi untuk mencegah adanya hukuman berlebihan hingga tindakan fisik kepada siswa baru.

"Kekerasan tetap ada peluang tidak hanya siswa kepada siswa, tetapi juga guru kepada siswa. Di situ lah peran dari kepala sekolah bagaimana membuat standar operasional prosedur MOS," kata Koordinator Divisi Hukum dan Advokasi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Nusa Tenggara Barat (NTB) Joko Jumadi di Mataram, Kamis.

Menurut dia, regulasi yang dikeluarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, yang tidak membolehkan siswa terlibat penuh dalam pelaksanaan MOS sudah tepat untuk menghindari tindakan pelonco.

Regulasi serupa sudah dimulai lebih dulu di lingkungan kampus, sehingga tidak lagi mahasiswa yang melaksanakan kegiatan orientasi studi dan pengenalan kampus, tapi dari kalangan dosen.

Namun, kata Joko, siapa pun yang melaksanakan MOS harus tetap dilakukan pengawasan agar cita-cita mewujudkan kekerasan di sekolah nol bisa diwujudkan.

"Paradigma harus diubah, pengawasan tidak hanya dilakukan kepada siswa, tapi juga guru. Kita harus mewujudkan kekerasan di sekolah nol, tidak ada lagi toleransi terhadap kekerasan di sekolah," ujarnya.

MOS yang dilaksanakan para guru, lanjut dia, sangat bagus untuk menghilangkan praktik berlebihan dan kekerasan fisik terhadap siswa baru.

Namun, menurut Joko, siswa yang aktif di organisasi sekolah harus tetap dilibatkan karena MOS juga sebagai wadah melatih karakter kepemimpinan siswa.

Siswa yang aktif di Organisasi Intra Sekolah (OSIS), Praja Muda Karana (Pramuka), dan Palang Merah Remaja (PMR), perlu diberikan kesempatan memberikan pengenalan dan pemahaman tentang beroganisasi kepada siswa baru, namun tetap di bawah pendampingan dan pengawasan para guru.

"Guru juga harus berpikir bahwa MOS adalah wadah edukasi dan peningkatan mental bagi siswa, jadi berikan kesempatan berpartisipasi kepada siswa yang aktif berorganisasi untuk memberikan materi dalam pelaksanaan MOS," ucap Joko. (*)