Mataram (Antara NTB)- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengajukan anggaran sebesar Rp2,4 miliar ke pemerintah untuk merampungkan pembangunan "Bale Kebudayaan" atau rumah kebudayaan di areal Ruang Terbuka Hijau Pagutan.
"Usulan anggaran itu akan kita ajukan melalui dana alokasi khusus (DAK) tahun 2017 ke Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar)," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram H Abdul Latif Nadjib di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan, anggaran yang diajukan itu untuk menyempurnakan "becingah" atau aula khas Suku Sasak, terutama untuk ornamen serta ragam hiasanya sebab ornamen inilah yang paling banyak membutuhkan anggaran.
"Ornamennya menggunakan ciri khas lokal yang sarat dengan berbagai ukiran kayu dan cukli yang merupakan produk unggulan kota ini," sebutnya.
Menurutnya, saat ini pembangunan struktur "becingah" yang dibangun dengan anggaran 2016 dari Kemenbudpar sebesar Rp1,7 miliar sudah mencapai sekitar 50 persen.
"Ditargetkan hingga akhir tahun ini, struktur `becingah` bisa rampung, sehingga 2017 kita tinggal memberikan ornamen," katanya.
Dikatakan, "becingah" merupakan bangunan inti dibangun pertama pada ruang Bale Kebudayaan dengan ukuran 48x48 meter persegi.
Setelah pembangunan becingah rampung, fasilitas pendukung yang akan dibangun adalah gubuk pada bagian utara dan selatan becingah yang disebut "Gubuk Lauk" (gubuk selatan) dan "Gubuk Daye" (gubuk utara).
Dengan demikian Bale Kebudayaan ini akan menjadi seperti miniatur perkampungan khas Lombok, yang juga menjadi ajang edukasi generasi muda.
"Secara keseluruhan Bale Kebudayaan membutuhkan anggaran sekitar Rp10 miliar yang akan diajukan ke Kemenbudpar secara bertahap, termasuk untuk pembangunan fasilitas penunjang lainnya," katanya.
Bale Kebudayaan juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan baik yang dilaksanakan masyarakat maupun pemerintah bahkan untuk kegiatan pelantikan pejabat sekalipun.
Di samping itu, Bale Kebudayaan tidak hanya sebagai tempat pertemuan budaya, melainkan juga menjadi tempat edukasi dan olahraga.
"Jadi Bale Kebudayaan ini nantinya akan dikelola sebuah lembaga dan setiap harinya bisa digunakan untuk berbagai kegiatan pelatihan seni dan budaya," ujarnya.
Di samping itu, Bale Kebudayaan bisa menjadi salah satu destinasi wisata baru di Kota Mataram yang dapat menarik wisatawan berkunjung ke kota ini. (*)