Mataram (Antara NTB) - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menyesalkan masih ada wisatawan nekat melakukan pendakian melalui jalur tikus meski jalur pendakian menuju Gunung Rinjani masih di tutup, menyusul tewasnya WNA Malaysia Ng Yin Teck (24) di pemandian air panas.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Agus Budi Santoso, Rabu, mengatakan sudah menerima laporan mengenai meninggalnya WNA asal Malaysia, Ng Yin Teck (24) di sekitar Danau Aiq Kalak yang berada di atas Gunung Rinjani. Namun, diakui Agus, dirinya sangat menyesalkan dengan kejadian itu, karena sudah ada imbauan larang tidak boleh naik.
"Yang pasti kita menyesalkan, kenapa harus naik," katanya.
Menurut dia, WNA asal Malaysia itu masuk ke jalur pendakian Rinjani menggunakan jalur tidak resmi atau jalur tikus. Pasalnya, dua jalur resmi untuk pendakian baik di Senaru di Kabupaten Lombok Utara dan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, masih ditutup terkait status waspada II pasca letusan Barujari, anak gunung Rinjani.
"Mereka ini naik melalui jalur tidak resmi atau jalur tikus. Padahal kami sudah berkali-kali mengingatkan agar jangan mendaki selama pendakian resmi ditutup. Tetapi rupanya naik menggunakan jasa travel," jelasnya.
Agus mengatakan, atas peristiwa ini, pihaknya sedang mencari keterangan lebih lanjut dari travel operator yang mendampingi wisatawan tersebut. Sementara, untuk membawa jenazah korban, TNGR sudah berkoordinasi dengan Basarnas dan Polres Lombok Utara untuk proses evakuasi.
"Petugas kami bersama tim SAR dan delapan orang porter lokal ikut memmabntu melakukan evakuasi melalui jalur Senaru," ucapnya.
Ng Yin Teck (24), pendaki ilegal warga negara Malaysia ditemukan tewas di tempat pemandian Aik Kalak (pemandian air panas) yang berada di atas Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (9/11).
"Kami dapat informasi dari masyarakat, sekarang korban dalam proses evakuasi," kata Kepala Resort Senaru, BTNGR Gusti Ketut Suarta.
BTNGR sudah menutup seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani berdasarkan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) setelah meletusnya Gunung Rinjani (Anak Gunung Rinjani) pada September 2016.
"Jalur pendakian sudah ditutup, jadi tidak boleh ada aktivitas pendakian tanpa izin resmi," ujar Gusti.
Informasi yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, warga negara Malaysia berjenis kelamin laki-laki dengan nomor paspor A32571227, melakukan pendakian lewat jalur Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
Korban pada saat itu ditemani oleh seorang buruh pengangkut barang (porter) dan seorang pramuwisata serta satu orang pendaki lain berinisial JB (22) jenis kelamin perempuan asal Jerman.
Korban bersama rombongan mandi di pemandian air panas pada Selasa (8/11) pukul 12.30 Wita. Korban menyelam ke dalam air beberapa menit, setelah itu tidak muncul lagi ke permukaan.
Rombongan pendaki lainnya berusaha melakukan pencarian, namun korban tiba-tiba muncul dalam keadaan mengapung dan sudah tidak bernyawa sekitar pukul 19.00 Wita. (*)
TNGR Sesalkan WNA Malaysia Gunakan Jalur Tikus Mendaki Rinjani
Mereka ini naik melalui jalur tidak resmi atau jalur tikus. Padahal kami sudah berkali-kali mengingatkan agar jangan mendaki selama pendakian resmi ditutup. Tetapi rupanya naik menggunakan jasa travel