Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan konsep pembukaan jalan baru di kawasan Rembiga tembus ke Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat (Lobar), untuk mengurai kemacetan lalu lintas.
"Kemacetan arus lalu lintas yang terjadi di Jalan Dr. Wahidin Rembiga sudah mendesak, apalagi ketika jam puncak aktivitas warga di waktu pagi dan sore," kata Wali Kota Mataram Mohan Roliskana di Mataram, Selasa.
Hal tersebut disampaikan menyikapi kondisi arus lalu lintas di jalan penghubung Dr. Wahidin Rembiga Kota Mataram ke Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat, yang semakin parah kendati sudah ada pembukaan Jalan Dakota.
Akses jalan tersebut merupakan akses jalan satu-satunya dan tidak dipungkiri, sebagian besar penduduk yang tinggal di kawasan Gunung Sari sehari-harinya bekerja, belajar, atau beraktivitas di Kota Mataram.
Terkait dengan itu, lanjut wali kota, salah satu solusi yang telah disiapkan Pemerintah Kota Mataram adalah membuka jalan baru sebagai jalur alternatif sehingga kemacetan di kawasan Rembiga bisa terurai.
"Untuk opsinya kita rencanakan pembukaan jalan terusan Jalan Udayana atau Jalan Dakota ke arah utara dan terusan Jalan Bung Hatta Monjok ke utara," sebutnya.
Namun dari opsi tersebut, yang paling memungkinkan adalah terusan Jalan Udayana dan Dakota ke utara atau hingga wilayah Kabupaten Lombok Barat.
Wali kota menilai, opsi pembukaan jalan baru untuk mengurai kemacetan arus lalu lintas tersebut dinilai lebih efektif dibandingkan harus melakukan pelebaran Jalan Dr. Wahidin Rembiga.
Alasannya, karena di Jalan Dr. Wahidin pelebaran tidak memungkinkan karena kawasan tersebut sudah padat penduduk sehingga efek sosial lebih besar.
"Kalau kita buka jalan baru di Udayana atau Dakota, kita tinggal bebaskan lahan saja sebab areal tersebut masih dalam bentuk sawah," katanya.
Sementara untuk merealisasikan rencana itu, pihaknya segera melakukan komunikasi dengan Kepala Daerah Kabupaten Lombok Barat, agar tahun ini setidaknya sudah ada komitmen bersama agar anggaran untuk pembebasan lahan bisa dialokasikan dalam APBD perubahan 2024.
"Setelah itu, kita bisa koordinasi dengan Balai Jalan Nasional (BJN) untuk anggaran pembangunan sebab anggaran pembukaan jalan biasanya diberikan sharing dari pemerintah pusat. Artinya, kita bebaskan lahan, pemerintah yang bangun jalan," katanya.
Wali kota berharap, konsep rencana pembangunan jalan baru itu bisa menjadi prioritas pemerintah pusat sebab skenario pembuatan jalan layang yang pernah diwacanakan di kawasan itu dinilai cukup rumit dan berat.
"Dulu memang pernah diwacanakan, akan dibuat jalan layang untuk mengurai kemacetan di Rembiga. Tapi ternyata, dalam perencanaannya cukup rumit dan berat," katanya.
Mataram siapkan jalan baru Rembiga-Lobar urai kemacetan
Kemacetan arus lalu lintas yang terjadi di Jalan Dr. Wahidin Rembiga sudah mendesak, apalagi ketika jam puncak aktivitas warga di waktu pagi dan sore