Jakarta (ANTARA) - Tiga alutsista penerbangan tambahan dari Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar dikerahkan untuk membantu operasi pencarian dan pertolongan (Search and rescue/SAR) korban pesawat kargo yang diduga jatuh di Tarakan, Kalimantan Utara.
Kepala Kantor Basarnas Tarakan Syahril dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan, alutsista itu terdiri atas satu unit Boeing 737 200 REG AI-7302, Heli Caracal H-225 M REG H-2209, dan area pencarian dari Boeing 737 200 REG AI-73022.
Penambahan alutsista tersebut dikerahkan demi menggenapi upaya operasi SAR hari ketiga Minggu (9/3) yang masih melibatkan tim rescue Kantor Basarnas Tarakan, Lanud Anang Busra Tarakan, Kodam VI Mulawarman, Brimob Polda Kaltara, Polres Tarakan.
Kemudian, personel Polres Malinau, Kodim 0910 Malinau, Batalyon 614 Raja Pandita, BPBD Kabupaten Malinau, Air NaV Tarakan, UPBU Juwata Tarakan, BMKG Tarakan, Smart Aviation, Susi Air, RMPB Kabupaten Malinau dan Satrad 225 Tarakan.
“Jadi operasi SAR akan dilakukan dari darat maupun udara menuju LKP. Untuk itu, kami juga masih mengandalkan pemancar dari Emergency Locator Transmiter (ELT) dari pesawat PK-SNE,” ujarnya.
Baca juga: Jumlah penumpang pesawat di NTB Desember 2023 naik 5,76 persen
Baca juga: Pesawat tabrakan di landasan pacu bandara Jepang
Pengerahan personel penuh ini dilakukan tak lepas dari keberhasilan ditemukannya diduga puing-puing pesawat PK-SNE Smart Aviation, beserta adanya tanda-tanda bahwa korban pesawat itu; Capt. M Yusuf (29) selaku pilot, dan Deni S (35) ahli permesinan, yang diduga masih hidup.
Sebagaimana laporan dari regu tim pertolongan udara Basarnas Tarakan pada operasi hari kedua sore tadi (Sabtu, 9/3) menyatakan telah menemukan diduga puing pesawat kargo itu di antara rimbunnya pepohonan hutan wilayah Binuang dengan koordinat 3°43'45.80"N115°56'54.45"E. Selain itu juga ditemukan asap api unggun di sekitar lokasi, yang diduga dibuat oleh korban yang masih hidup sebagai tanda.