Mataram, 8/6 (ANTARA) - Pengamat pendidikan dari Lembaga Penelitian Pendidikan (LPP) Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), DR. Aos Santosa, M.Pd, di Mataram, Senin, menilai bahwa pemerintah belum adil dalam menerapkan sistem pendidikan sehingga mutu pendidikan belum seperti yang diharapkan.
"Saya melihat perhatian pemerintah terhadap sekolah-sekolah yang belum memenuhi standar nasional belumlah adil dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang sudah memenuhi standar nasional maupun internasional," ujarnya.
Para siswa dari sekolah yang sudah berstandar rata-rata berasal dari kalangan ekonomi yang mapan, mendapatkan fasilitas yang layak dalam proses belajar mengajar, sedangkan di sekolah yang belum memenuhi standar terutama yang berada di pelosok pedesaan jauh dari fasilitas memadai.
Ia mengatakan, sekolah-sekolah berkualitas yang kebanyakan berada di perkotaan memberikan berbagai perlakuan kepada siswanya untuk menunjang kemampuan mereka menyerap pelajaran.
Selain itu, pemerintah juga memberikan perhatian khusus kepada sekolah yang berkualitas dengan berbagai bantuan fasilitas kelengkapan sekolah, sedangkan sekolah yang tidak memenuhi standar jarang sekali disentuh oleh bantuan.
"Jadi tidak heran kalau siswa-siswa di sekolah yang berstandar yang dasarnya sudah pintar menjadi lebih pintar, dibandingkan dengan siswa dari sekolah yang tidak memenuhi standar terus dalam kebodohan akibat rendahnya mutu pendidikan yang diterima," ujarnya.
Menurut ia, ketimpangan dalam dunia pendidikan ini harus segera disikapi pemerintah dengan lebih memfokuskan pada sekolah-sekolah yang masih membutuhkan pembinaan khusus untuk menjadi sekolah yang memenuhi standar.
Berbagai perhatian itu diantaranya pemerataan guru-guru berkualitas yang masih banyak mengajar di wilayah perkotaan dan pemerataan bantuan sarana pendidikan yang layak.
"Kalau pemerintah bisa menyebar guru-guru berkualitas ke seluruh sekolah yang belum memiliki standar, saya kira kualitas pendidikan di setiap daerah akan merata," ujarnya.(*)