Jakarta (ANTARA) - Hanya dalam waktu kurang dari tiga bulan, restoran terbesar di dunia akan dibuka di Paris, menyajikan makanan yang akan disantap para atlet di Olimpiade dan Paralimpiade.
Sodexo Live!, perusahaan yang bertanggung jawab atas katering di Olimpiade dan Paralimpiade Paris 2024, akan membuka kantin Olimpiade dan Paralimpiade pada 12 Juli, yang merupakan restoran berkapasitas 3.500 tempat duduk yang menyajikan makanan 24/7 sepanjang Olimpiade Paris 2024.
"Kampung Atlet ini ini akan menjadi jantung kehidupan bagi 15.000 atlet dari seluruh dunia," kata Direktur Operasional Sodexo Live! Laurent Pasteur, dikutip dari laman resmi Olimpiade, Rabu.
"Di Kampung Atlet, katering mempunyai peran penting: memberikan kontribusi sederhana terhadap performa para atlet dengan menu yang telah disesuaikan dengan olahraga, namun juga memenuhi ekspektasi para atlet dari setiap benua, dengan lebih dari 200 kebangsaan, sehingga setiap orang terasa seperti di rumah sendiri."
Sekitar 15.000 atlet internasional akan tinggal di Kampung Atlet Olimpiade dan Paralimpiade dengan 40 makanan berbeda yang ditawarkan setiap hari berdasarkan empat tema, yaitu Prancis, Asia, Afrika-Karibia, dan internasional.
Setiap atlet akan menemukan sesuatu yang mereka sukai. Selain itu, akan ada bar salad dengan lebih dari 30 pilihan, pemanggang dengan daging dan makanan pendamping, bagian meja keju, bagian meja roti, prasmanan makanan panas, bar hidangan penutup, dan berbagai macam buah-buahan.
Namun, itu bukanlah satu-satunya pilihan yang tersedia bagi para atlet. Mereka juga bisa belajar cara membuat salah satu hidangan paling terkenal di Prancis: baguette.
Akan ada toko roti di Kampung Atlet Olimpiade dan Paralimpiade yang akan mengadakan lokakarya untuk para atlet.
"Bagi kami, jelas bahwa harus ada toko roti di Kampung Atlet Olimpiade. Apa pun yang terjadi, kami ingin membuat baguette kami sendiri di Kampung Atlet," ujar koki eksekutif Sodexo Live! Stéphane Chicheri.
"Kami juga akan menyelenggarakan lokakarya di mana para atlet dapat membentuk dan mencetak baguette, memasukkannya ke dalam oven, dan mengeluarkannya. Kita bisa berbagi momen itu dengan mereka."
Contoh menu makanan di restoran utama, di antaranya Brandade de morue (ikan cod garam dan kentang tumbuk) untuk menu Prancis, Kembang kol dan kentang panggang dengan kunyit untuk menu Asia, Chakchouka (hidangan tumis paprika, bawang bombay, tomat dan merica) untuk menu Afrika/Karibia, dan daging domba dengan saus mint untuk menu internasional.
Akan ada area seperti food court di antara pintu masuk Kampung Atlet dan restoran. Area tersebut akan terdiri dari teras luar ruangan seluas 500 meter persegi.
Beberapa makanan khas juga akan ditawarkan kepada para atlet. Makanan khas tersebut merupakan buah kerjasama Sodexo Live! dengan sejumlah chef, antara lain Akrame Benallal, Amandine Chaignot, dan Alexandre Mazzia.
Beberapa makanan khas yang tersedia antara lain, chicken tandir (ayam yang dimasak dengan yogurt dan bumbu-bumbu), ubi jalar zaatar dengan hummus dan chimichurri, serta croissant dengan telur rebus, krim artichoke, keju kambing, dan truffle.
"Bagi saya, jika datang ke Paris, croissant adalah salah satu hal pertama yang ingin kami makan," kata chef Amandine Chaignot
"Kami akan membuat croissant dengan artichoke dan truffle. Ini adalah resep vegetarian yang mudah dan menyenangkan untuk dimakan sambil jalan."
Menu tersebut memenuhi berbagai kebutuhan yang disesuaikan dengan nutrisi para atlet serta upaya untuk menyediakan katering yang berkelanjutan yang diterapkan oleh Olimpiade.
Bahan-bahan yang digunakan sesuai dengan strategi Paris 2024, yang memiliki tujuan mengurangi setengah jejak karbon dari katering untuk Olimpiade -- sehingga banyak tersedia buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan sereal utuh.
Makanan lokal dan musiman juga akan menjadi inti dari menu yang ditawarkan karena membantu mengurangi jejak karbon.
Nilai gizi dan dampak lingkungan dari setiap hidangan akan dipajang di kantin.