Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) modern di Sandubaya dilengkapi dua mesin pencetak paving block dari sampah plastik.
"Dua mesin itu mampu mencetak 50 batako per jam. Berapa yang bisa kita cetak, itu tergantung dari volume sampah plastik," kata Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram, Senin.
Menurutnya, untuk mencetak batako dari limbah plastik ini hampir 90 persen menggunakan tenaga mesin, sehingga petugas hanya tinggal melempar hasil cetakan batako ke kolam berisi air agar batako cepat dingin.
Selain itu, semua proses pembuatan batako dikerjakan mesin yang sudah ada, dengan demikian pihaknya tidak mesti menyiagakan petugas khusus untuk proses pembuatan paving block dari sampah plastik itu.
Baca juga: Pembangunan TPST Kebon Talo Mataram mulai ditender
"Jadi kita tidak harus menambah sumber daya manusia (SDM) lagi di TPST modern jika sudah beroperasi. Kami rasa 50 petugas yang sudah disiapkan ketika TPST beroperasi sudah cukup untuk saat ini," katanya.
Dikatakan, batako hasil pengolahan sampah plastik tersebut ke depan akan diuji coba untuk kebutuhan penataan jalan lingkungan, sehingga bisa efisiensi anggaran.
Di sisi lain, Vidi mengatakan proses pembangunan fisik TPST modern Sandubaya dari bantuan pemerintah pusat sebesar Rp19,9 miliar lebih itu saat ini sudah mencapai di atas 90 persen, sisanya tinggal dilakukan pemantapan terhadap berbagai mesin pengolah sampah.
"Jadi proses pembangunan TPST modern yang dimulai bulan Oktober 2023, selesai sesuai target yang ditetapkan yakni Mei 2024," katanya.
Baca juga: TPST modern Sandubaya Mataram siap diuji coba
Setelah pemantapan terhadap berbagai mesin pengolah sampah, kata Vidi, pihaknya akan melakukan uji coba selama dua bulan, untuk mengetahui sejauh mana mesin dan peralatan pengolah sampah bisa beroperasi.
"Uji coba akan kita mulai pada Juni 2024," katanya.
Data DLH Kota Mataram menyebutkan, volume sampah di Kota Mataram secara keseluruhan di enam kecamatan saat ini tercatat sebanyak 240 ton per hari, dengan rincian 60 persen merupakan sampah organik, 30 persen plastik, sisanya berupa limbah kayu, diaper, kaca, dan sejenisnya.*