Anak NTB Diberi Perhatian Melalui Balai Sosial Remaja

id Balai Sosial Remaja,NTB

Anak NTB Diberi Perhatian Melalui Balai Sosial Remaja

Kepala Balai Sosial Bina Remaja (BSBR) Karya Mandiri, Wahyu Hidayat saat membimbing keterampilan anak muda NTB.

Untuk tahun ini, ada 65 remaja berusia antara 16 tahun hingga 21 tahun yang tinggal di sini
Lombok Barat (Antaranews NTB) - Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Sosial memberikan perhatian terhadap remaja telantar, putus sekolah, dan rentan permasalahan sosial dengan menyediakan tempat binaan Balai Sosial Bina Remaja (BSBR) Karya Mandiri di Desa Bengkel, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat.

Kepala BSBR Karya Mandiri, Wahyu Hidayat, Selasa, mengatakan remaja merupakan tulang punggung kemajuan bangsa dan daerah.

BSBR Karya Mandiri merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di bawah Dinas Sosial Provinsi NTB dan memiliki luas sekitar 2,5 hektare. Balai ini mempunyai berbagai fasilitas untuk menunjang keterampilan para remaja, mulai dari peralatan perbengkelan, otomotif, tata boga, tata rias, dan tata busana.

"Untuk tahun ini, ada 65 remaja berusia antara 16 tahun hingga 21 tahun yang tinggal di sini," kata Wahyu.

Ia mengatakan, para remaja tinggal di sini selama 10 bulan, sedangkan dua bulan sisanya akan praktik di luar BSBR Karya Mandiri. Selama di sini, para remaja akan diberikan bimbingan fisik, mental, sosial, dan keterampilan.

Selain itu, para remaja juga mendapatkan asupan makanan selama tiga kali sehari, dan makanan ringan dua kali sehari dengan menu yang bervariasi. Kondisi ini berbeda jauh bagi para remaja sebelum berada di sini.

"Memang membina remaja dengan latar belakang yang putus sekolah, telantar, maupun rawan permasalahan sosial tentu tidak mudah, tapi di situlah menjadi tantangannya," ucapnya.

Ia mengatakan, agar tidak membosankan, BSBR Karya Mandiri mencoba menciptakan suasana kekeluargaan agar para remaja bisa menikmati dan belajar dengan gembira.

Selain pembinaan yang bersifat keterampilan, BSBR Karya Mandiri juga mengedepankan aspek spiritualitas. Hal ini penting agar para remaja memiliki karakter yang baik dan berintegritas ke depan.

"Agenda remaja binaan kita mulai dengan salat Subuh berjamaah, sarapan bersama, apel pagi, dan salat Duha yang diiringi pembekalan materi agama melalui majelis taklim," ujarnya.

Menurut Wahyu, 85 persen dari remaja binaan BSBR Karya Mandiri dapat dikatakan berhasil lantaran mampu diterima kerja usai menjalani praktik magang.

Ia mencontohkan seorang remaja binaan BSBR Karya Mandiri yang sedang menjalani praktik magang di bengkel menemukan uang Rp 1.000 dan langsung ia berikan ke pemilik bengkel.

"Karena dinilai jujur, remaja ini langsung dipekerjakan pemilik bengkel tersebut. Ini yang selalu kita tekankan agar keterampilan dengan religiusitas harus berjalan seiring bersama," katanya.

Sementara itu, seorang remaja binaan asal asal Sakra, Lombok Timur, Alan (19), mengaku senang bisa berada di BSBR Karya Mandiri.

Meski awalnya mengaku bingung dan ragu dia akhirnya mendapat banyak pengalaman selama di sini.

"Awalnya memang sangat canggung karena tidak kenal sama sekali, apalagi beda-beda suku dan bahasa, tapi lama kelamaan malah sudah seperti saudara dan keluarga sendiri," kata Alan. (*)