Harga saham gabungan hari ini berpeluang menguat seiring The Fed pangkas suku bunga

id Indeks Harga Saham Gabungan,Bursa Efek Indonesia ,Indonesia Stock Exchange,IHSG,BEI,Saham,Stock,Investasi,Investment,Pas

Harga saham gabungan hari ini berpeluang menguat seiring The Fed pangkas suku bunga

Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (6/9/2024). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nym.

Jakarta (ANTARA) -
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, berpeluang bergerak menguat seiring bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed menurunkan tingkat suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps).

IHSG dibuka menguat 33,28 poin atau 0,43 persen ke posisi 7,862,41. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 5,65 poin atau 0,58 persen ke posisi 975,90.
 
"IHSG berpeluang menguat terbatas," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
 
Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen dari sebelumnya 6,25 persen.
 
Sementara itu, suku bunga Deposit Facility juga dipangkas menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen. Pemangkasan suku bunga ini adalah yang pertama sejak Februari 2021.
 
Era suku bunga tinggi telah berakhir setelah The Fed dan BI kompak memangkas suku bunga, yang mana saham-saham bank atau yang sensitif terhadap perubahan suku bunga, seperti properti dan otomotif diperkirakan mengalami peningkatan aktivitas (fluktuasi).
 
Dari mancanegara, The Fed dalam pertemuan FOMC pada 17- 18 Desember 2024, memutuskan memangkas tingkat suku bunga acuannya sebesar 50 bps menjadi 4,75- 5,00 persen.
 
Sementara itu, untuk tahun 2025 The Fed memproyeksikan suku bunga berada di level 3,4 persen, yang mengindikasikan adanya pemotongan 100 bps atau 1 persen, sedangkan pada 2026, suku bunga diharapkan turun menjadi 2,9 persen atau dipangkas 50 bps.
 
Selain mengumumkan kebijakan suku bunga, The Fed juga merilis Ringkasan Proyeksi Ekonomi (Summary of Economic Projections/SEP). Dokumen SEP terbaru memperkirakan inflasi pengeluaran konsumsi pribadi warga AS atau PCE turun menjadi 2,3 persen pada akhir 2024 dan 2,1 pada akhir 2025.
 
Tingkat pengangguran diperkirakan akan berada di angka di 4,4 persen pada 2024 dan 2025. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 2,1 persen hingga 2024 dan 2 persen tahun depan.
 
Bursa AS Wall Street ditutup melemah, jauh di bawah level tertinggi intraday mereka, The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, sesuai estimasi tertinggi untuk pemotongan pertama dalam lebih dari empat tahun.
 
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 103,08 poin atau 0,25 persen menjadi 41.503,10, indeks S&P 500 turun 16,32 poin, atau 0,29 persen menjadi 5.618,26 dan Nasdaq Composite turun 54,76 poin, atau 0,31 persen menjadi 17.573,30.
 
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 907,60 poin atau 2,49 persen ke 37.287,80, indeks Hang Seng menguat 52,94 poin atau 0,30 ke 17.712,96, indeks Shanghai melemah 6,68 poin atau 0,25 persen ke level 2.710,59, dan indeks Straits Times menguat 5,86 poin atau 0,16 persen ke 3.598,28.