Jakarta (ANTARA) - Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Bioindustri Laut dan Perairan Darat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ekowati Chasanah menyebutkan susu ikan yang dihasilkan oleh teknologi hidrolisat protein ikan (HPI) bermanfaat untuk mengatasi permasalahan stunting.
Ekowati menjelaskan dengan kandungan asam amino esensial yang tinggi, bubuk ikan hidrolisat mampu memenuhi kebutuhan protein dan mempercepat pertumbuhan.
"HPI memiliki potensi sebagai produk untuk mengatasi masalah gizi seperti stunting dan kebutuhan protein tinggi untuk pemulihan kesehatan," katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan menjelaskan teknologi HPI dalam proses produksi susu ikan memanfaatkan enzim untuk memecah protein ikan menjadi peptida yang lebih pendek, sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh.
Hal ini, katanya, memberikan keuntungan tambahan seperti kemampuan penyerapan yang lebih baik serta sifat fungsional seperti anti-hipertensi dan anti-mikroba.
Baca juga: Perlu kerja sama lintas sektor dalam tangani stunting
Ia mengungkapkan hasil uji coba terhadap hewan menunjukkan bahwa bubuk ikan hidrolisat dapat meningkatkan hormon pertumbuhan lebih baik dibandingkan dengan bubuk ikan non-hidrolisat.
Ia menekankan pentingnya menggunakan ikan segar dalam proses produksi susu ikan agar kualitas tetap terjaga. Selain itu, pemilihan enzim yang tepat juga penting, karena jika keliru dalam memilih enzim dapat menghasilkan rasa pahit.
Menurutnya, proses HPI menghasilkan bubuk ikan yang serbaguna dan dapat digunakan untuk berbagai produk pangan, seperti minuman dan biskuit serta menawarkan solusi bagi daerah dengan akses terbatas.
“Dengan dikeringkan menjadi bubuk, produk ini lebih mudah dikirim dan disimpan dalam waktu lama,” katanya.
Baca juga: Dinkes Mataram pertahankan data riil kasus stunting sebanyak 7,9 persen
Ia menyebutkan produk hidrolisat memiliki potensi besar di pasar global, seperti produk sejenis yang banyak digunakan untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus atau orang dewasa yang membutuhkan asupan protein tinggi.
"Hidrolisat memang memiliki banyak keunggulan dibandingkan bentuk protein lainnya, terutama karena protein yang sudah terhidrolisis menjadi lebih pendek sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh, dan memiliki berbagai manfaat kesehatan seperti anti-hipertensi dan sifat fungsional lainnya," ujar Ekowati.
Baca juga: Sukses tekan stunting, Pemkot Bima dapat insentif Rp5,587 miliar
Baca juga: BKKBN menekankan peran sekolah dalam percepatan penurunan stunting
Berita Terkait
Jakarta pertimbangkan preferensi anak menu makan bergizi gratis
Selasa, 17 September 2024 11:53
Anggaran riset BRIN terbuka semua pihak
Rabu, 20 November 2024 18:44
BRIN kemukakan strategi penguatan kelembagaan pertanian
Selasa, 19 November 2024 16:03
BRIN menargetkan Indonesia masuk ke peringkat 49 GII
Selasa, 12 November 2024 18:37
BRIN dan Unsoed berkolaborasi bidang riset warisan budaya
Kamis, 7 November 2024 20:45
Sekolah filologika Museum NTB jadi harapan baru pelestarian naskah kuno
Senin, 4 November 2024 16:48
Program Makan Bergizi Gratis miliki muatan edukasi pola hidup
Sabtu, 2 November 2024 9:04
Wacana Ujian Nasional untuk diadakan kembali kian menguat
Jumat, 1 November 2024 18:24