Bantuan Pembangunan Rumah Korban Gempa Mataram Cair
Mataram (ANTARA News) - Bantuan untuk pembangunan rumah bagi korban gempa bumi di Mataram, Nusa Tenggara Barat sudah cair dengan total sekitar Rp73 miliar, kata Wali Kota Mataram Ahyar Abduh.
"Bantuan tersebut sudah masuk ke rekening 1.077 kepala keluarga (KK) korban gempa yang dengan kategori rumah rusak berat sebesar Rp50 juta per KK," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Selasa.
Dengan telah terealisasi bantuan pembangunan rumah korban gempa di Mataram, ia segera mengumpulkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait serta kelompok masyarakat (pokmas) penerima bantuan agar segera melaksanakan proses pembangunan rumah.
Ia mengharapkan pokmas lebih aktif melakukan proses administrasi pembangunan rumah tahan gempa sesuai keinginan masing-masing KK.
Ia menjelaskan untuk rumah tahan gempa di Kota Mataram, masyarakat menggunakan dua model alternatif, yakni model rumah instan sederhana sehat (risha) dan rumah instan konvensional (riko).
"Proses pencairan saat ini sudah lebih disederhanakan hanya dengan satu lembar, sehingga pokmas bisa lebih mudah melakukan pencairan," katanya.
Terkait dengan ketersediaan meterial untuk risha, ia juga segera memanggil pihak ketiga yang bertanggung jawab menyediakan material, agar bisa menjamin stok kebutuhan masyarakat tersedia sesuai kebutuhan.
"Jangan sampai masyarakat sudah semangat mempercepat proses pembangunan tapi material tidak tersedia," katanya.
Menyiggung tentang? 597 KK yang merupakan bagian dari 1.077 KK atau menjadi korban gempa bumi dengan rumah rusak berat dan belum mendapatkan pencairan bantuan, Ahyar menyebutkan sejauh ini masih dalam proses.
"Begitu juga dengan rumah rusak sedang dan ringan menunggu proses pencairan berikutnya. Kita tunggu saja," katanya.
Gempa bumi yang melanda Kota Mataram pada Agustus lalu menyebabkan rumah rusak berat 1.674 unit, rusak sedang 1.702 unit, dan rusak ringan 2.930 unit.
"Bantuan tersebut sudah masuk ke rekening 1.077 kepala keluarga (KK) korban gempa yang dengan kategori rumah rusak berat sebesar Rp50 juta per KK," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Selasa.
Dengan telah terealisasi bantuan pembangunan rumah korban gempa di Mataram, ia segera mengumpulkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait serta kelompok masyarakat (pokmas) penerima bantuan agar segera melaksanakan proses pembangunan rumah.
Ia mengharapkan pokmas lebih aktif melakukan proses administrasi pembangunan rumah tahan gempa sesuai keinginan masing-masing KK.
Ia menjelaskan untuk rumah tahan gempa di Kota Mataram, masyarakat menggunakan dua model alternatif, yakni model rumah instan sederhana sehat (risha) dan rumah instan konvensional (riko).
"Proses pencairan saat ini sudah lebih disederhanakan hanya dengan satu lembar, sehingga pokmas bisa lebih mudah melakukan pencairan," katanya.
Terkait dengan ketersediaan meterial untuk risha, ia juga segera memanggil pihak ketiga yang bertanggung jawab menyediakan material, agar bisa menjamin stok kebutuhan masyarakat tersedia sesuai kebutuhan.
"Jangan sampai masyarakat sudah semangat mempercepat proses pembangunan tapi material tidak tersedia," katanya.
Menyiggung tentang? 597 KK yang merupakan bagian dari 1.077 KK atau menjadi korban gempa bumi dengan rumah rusak berat dan belum mendapatkan pencairan bantuan, Ahyar menyebutkan sejauh ini masih dalam proses.
"Begitu juga dengan rumah rusak sedang dan ringan menunggu proses pencairan berikutnya. Kita tunggu saja," katanya.
Gempa bumi yang melanda Kota Mataram pada Agustus lalu menyebabkan rumah rusak berat 1.674 unit, rusak sedang 1.702 unit, dan rusak ringan 2.930 unit.