Mengenal tradisi "rebaq jangkeh" di Pulau Lombok

id pawai selawat,rebag jangkeh,mataram,maulid nabi

Mengenal tradisi "rebaq jangkeh" di Pulau Lombok

Sejumlah warga antusias mengikuti tradisi Pawai Selawat "Rebaq Jangkeh" sebagai penutup bulan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriah di Kelurahan Dasan Agung, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sabtu (12/10/2024). (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Rebaq jangkeh merupakan bahasa dari Suku Sasak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang memiliki arti rebaq adalah jatuh, sedangkan jangkeh adalah tungku untuk memasak yang berbuat dari tanah liat.

Jika dua kata itu digabungkan, maka rebaq jangkeh memiliki arti menjatuhkan tungku memasak yang memiliki makna bahwa sebuah kegiatan atau acara besar yang dilaksanakan baik secara perseorangan maupun kelompok masyarakat sudah berakhir.

Acara besar itu diartikan masyarakat di Pulau Lombok seperti acara selamatan saat sunatan, pernikahan, hajatan, dan ditutup dengan rebak jangkeh yang biasa dikemas dengan rekreasi ke sejumlah objek wisata untuk menghilangkan lelah setelah menggelar hajatan.

Sementara saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilakukan masyarakat menggelar sejumlah kegiatan dan acara besar untuk berzikir, doa, berkumpul, silaturrahim, serta makan-makan bersama.

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW juga dilaksanakan masyarakat dengan menggelar acara besar untuk berzikir, doa, berkumpul, silaturrahim, serta makan bersama.

Perayaan Maulid Nabi di Pulau Lombok secara besar-besaran hingga saat ini masih sangat kental. Salah satu wilayah yang melaksanakan tradisi perayaan Maulid Nabi selama satu bulan penuh dan ditutup dengan kegiatan rebaq jangkeh ada di Kelurahan Dasan Agung, Kota Mataram.

Kelurahan Dasan Agung memiliki 13 lingkungan, meliputi Lingkungan Muhajirin Lingkungan Bawak Bagek Utara, Lingkungan Bawak Bagek Selatan, Lingkungan Otak Desa, Lingkungan Perigi, Lingkungan Pejeruk Barat, Lingkungan Pejeruk Timur, Lingkungan Gapuk Utara, Lingkungan Gapuk Selatan, Lingkungan Gapuk Tengah, Lingkungan Arong-Arong Barat, Lingkungan Arong-Arong Timur, dan Lingkungan Darul Hikmah.


Perayaan Maulid

Saat memasuki bulan perayaan Maulid Nabi, maka setiap lingkungan di kelurahan itu melaksanakan perayaan Maulid Nabi besar-besaran secara bergantian hingga bulan Maulid berakhir.

Khusus untuk lingkungan pemekaran, seperti Lingkungan Pejeruk Barat dan Lingkungan Pejeruk Timur saat merayakan Maulid dilaksanakan pada waktu bersamaan.

Perayaan Maulid Nabi besar-besaran dalam hal ini karena setiap rumah tangga yang merayakan Maulid menyiapkan banyak uang. Mereka menghidangkan makanan yang akan dibawa ke masjid, makan untuk disajikan, dan makanan untuk dibawa pulang oleh para tamu serta keluarga yang datang.

Untuk perayaan di Masjid, satu keluarga akan mengantarkan makanan atau dulang sebanyak tiga kali dengan menu berbeda.

Pertama disebut dulang penyampah atau makanan untuk sarapan yang berisi jajanan tradisional seperti jajan rasun, jajan pangan lembut dan pesak (jajan sejenis dodol hitam lembut dan kasar), tarek, keciprut, ladran, kaliadem, dan jajan tradisional lainnya.

Dulang diantarkan warga ke masjid sekitar pukul 08.00 sampai 09.30 WITA. Kedua dulang nasi atau makanan yang diantarkan warga setelah dulang penyampah sekitar pukul 10.00 sampai 12.30 WITA untuk makan siang para tamu setelah salat zuhur.

Seperti namanya dulang nasi berisi nasi serta lauk pauk dengan 10 macam yang disajikan dalam satu nampan besar dan lauknya menggunakan piring.

Ketiga dulang penamat diantar warga sebelum masuk azan ashar, sebab dulang penamat akan dihidangkan untuk tamu-tamu setelah proses penutupan rangkaikan peringatan Maulid Nabi di satu lingkungan.

Dulang penamat berisi buah-buahan, jajan tradisional, dan bagian atas ditutup dengan menggunakan jajan angin-angin (terbuat dari ketan dicetak tipis serta rengginang warna merah atau putih.

Sebelum dulang penamat dibagi ke tamu, kegiatan rangkaikan perayaan Maulid Nabi ditutup dengan kegiatan Khataman Al Quran, selakaran, dan ngurisan (cukur rambut bayi).

Pembagian dulang penamat kepada para tamu yang berasal dari tokoh agama dan tokoh masyarakat se-Kelurahan Dasan Agung menjadi rangkaian terakhir dari perayaan maulid dalam satu lingkungan di kelurahan tersebut.

Panitia menghimpun uang selawat dari warga di Lingkungan Perigi, Kelurahan Dasan Agung, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagai rangkaian tradisi Pawai Selawat "Rebaq Jangkeh" sebagai penutup bulan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriah, Sabtu (12/10-2024). (ANTARA/Nirkomala)


Rebaq jangkeh

Beberapa hari setelah perayaan inti Maulid Nabi Muhammad dilaksanakan pada setiap lingkungan. Rangkaian akhir digelar warga adalah acara rebaq jangkeh yang menjadi penanda semua rangkaikan perayaan Maulid Nabi Muhammad sudah berakhir.

Dalam kegiatan rebaq jangkeh masing-masing lingkungan melaksanakan dengan cara yang berbeda-beda namun tetap melibatkan semua warga di lingkungan setempat mulai dari bayi, anak-anak, remaja, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, hingga lansia, ikut serta pada acara tersebut.

Ada lingkungan yang menggelar kegiatan rebaq jangkeh dengan arak-arakan dengan membuat berbagai miniatur hewan, kendaraan, dan lainnya untuk diarak keliling Kelurahan Dasan Agung dengan jarak tempuh sekitar 2,5 kilometer.

Dari 13 lingkungan di Kelurahan Dasan Agung, Lingkungan Perigi menggelar kegiatan rebaq jangkep terakhir pada Sabtu (12/10/2024) dengan melihatkan ratusan warganya yang dikemas dalam pawai rebaq jangkeh.

Dari sekian banyak kegiatan yang dikemas dalam tradisi rebaq jangkeh, satu hal sama yang dilakukan setiap warga dalam kegiatan rebaq jangkeh adalah dirangkaikan dengan membawa uang selawat.

Uang selawat yang dibawa warga tersebut dirangkai sedemikian rupa sampai menjadi sebuah kreasi bahkan umbul-umbul hingga bisa membuat anak-anak geger (semangat) untuk ikut baik dengan menggunakan sepeda, skuter, atau ikut jalan kali.

"Setelah warga pawai atau keliling seputar Dasan Agung, uang selawat akan dikumpulkan di masjid," kata Kepala Lingkungan Perigi Maksud.

Begitu tiba di masjid, setiap peserta pawai akan menyerahkan uang selawat yang dibawa kepada petugas yang telah ditunjuk. Uang selawat itu digunakan untuk berbagai kebutuhan di masjid masing-masing.

Untuk memotivasi warga agar turut serta dalam pawai rebaq jangkeh di Ligkungan Perigi, panitia menghadirkan salah satu musisi religi lokal beserta jamaah zikir zaman yang ditempatkan pada tengah barisan membuat para jamaah pawai rebaq jangkeh tidak terasa sudah berjalan 2,5 kilometer lebih.

Warga yang ikut dalam pawai rebaq jangkeh yang tadinya rapi berbaris sesuai tema, pertama barisan peserta bekuda, selanjutnya, tokoh agama, para remaja, ibu-ibu majelis ta'lim menggunakan seragam khas. Kemudian barisan dulang penamat dilengkapi uang selawat, dan terakhir barisan pelengkap yang merupakan barisan orang tua yang membawa bayi, balita, dan anak-anak.

Bagian depan dan belakang peserta pawai rebaq jangkeh juga diiringi dengan sound sistem yang memutar lagu-lagu religius untuk menambah semarak kegiatan tersebut.

Tradisi rebaq jangkeh ini diharapkan bisa terus dilestarikan sebagai salah satu warisan leluhur, dan ke depan tradisi rebaq jangkeh bisa dikemas lebih menarik dan disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.