Jakarta (ANTARA) - Pengamat ketenagakerjaan Tadjuddin Noer Effendi mengungkapkan, pembukaan lapangan kerja baru untuk menyerap tenaga kerja serta mengurangi pengangguran membutuhkan kehadiran investasi yang besar di tengah tantangan ekonomi yang tak mudah.
“Itu kan butuh investasi. Situasi sekarang kan investasi relatif katakan agak sulit,” ujar Tadjuddin kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Tadjuddin mengungkapkan, kondisi ekonomi yang diliputi penurunan pada industri manufaktur, daya beli serta jumlah kelas menengah yang semakin menurun memang menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Terlebih, katanya dengan adanya fenomena Generasi Z (Gen Z) yang belakangan menjadi sorotan karena kesulitan beradaptasi dengan dunia kerja terutama di sektor formal ini menjadi tantangan lain yang sepatutnya menjadi fokus pemerintah.
Ia pun meyakini kehadiran investasi baru yang masuk ke Indonesia di berbagai sektor termasuk sektor teknologi yang lekat dengan generasi yang lahir antara tahun 1996-2012 ini mampu menyerap dan mengurangi tingkat pengangguran.
Sementara soal pengangguran di kalangan Gen Z, ia menyerukan agar generasi tersebut merubah etika bekerja. Hal ini dapat dilakukan pemerintah maupun swasta dengan menghadirkan pelatihan-pelatihan tenaga kerja lewat bursa pasar kerja yang sempat dijanjikan pemerintah akan dihadirkan.
Baca juga: Pengamat: IKN langkah besar dalam sejarah Indonesia
“Tudak hanya memberikan skill digital tetapi juga mental dan sikap (non skill). Sikap integritas mereka,disiplin menghargai yang sama pekerjaan itu, berkomunikasi dan sebagainya,” katanya lagi.
Secara luas, dirinya mengusulkan agar pemerintah mampu menghadirkan kepastian izin berusaha dan investasi lewat regulasi yang jelas dan keamanan akan investasi yang akan ditanamkan investor di Indonesia.
Baca juga: Pengamat: Pemerintahan Prabowo-Gibran hadapi pengelolaan defisit amggaran
“Jaminan bahwa mereka yang mau investasi itu, modal mereka investasikan itu akan aman dan tidak ada semacam gangguan-gangguan,” katanya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik BPS mencatat ada sebanyak 7,47 juta orang yang menganggur pada Agustus 2024. Jumlah itu meningkat jika dibandingkan dengan Februari 2024 sebanyak 7,20 juta pengangguran, namun demikian angka tersebut bila dibandingkan secara tahun ke tahun tercatat menurun yakni 7,99 juta pada Agustus 2023.