Qatar sangkal tuduhan mundur sebagai mediator

id qatar,gencatan senjata,mundur,mediator,tuduhan,media,israel,hamas

Qatar sangkal tuduhan mundur sebagai mediator

Imigran asal Venezuela selebrasi saat mereka menyaksikan Argentina mengalahkan Prancis dalam pertandingan sepak bola Final Piala Dunia Qatar 2022 di sebuah tv kecil di dekat perbatasan AS-Meksiko, di Juarez, Meksiko (18/12/2022). ANTARA/AFP/Patrick T. Fallon/aa.

Istanbul (ANTARA) - Qatar menyangkal laporan media yang menyebut pihaknya telah mundur sebagai mediator dalam perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza dengan mengatakan hal itu hanya terhenti sementara.

Dalam pernyataan pada Sabtu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Majed bin Mohammed Al-Ansari mengatakan "laporan media yang mengatakan Qatar mundur sebagai mediator perundingan gencatan senjata di Gaza tidak akurat."

Dia menambahkan bahwa Qatar telah memberitahu para pihak 10 hari yang lalu dalam upaya terbaru mencapai kesepakatan, bahwa upaya mediasi antara Hamas dan Israel akan terhenti jika kesepakatan tidak tercapai pada putaran itu."

Pernyataan itu menyebutkan Doha "akan melanjutkan upaya dengan para mitra ketika para pihak menunjukkan keinginan dan keseriusan mereka untuk mengakhiri perang brutal tersebut dan penderitaan warga sipil yang terus menderita."

Juru bicara Kemlu Qatar itu mengatakan Doha "tidak akan menerima jika mediasi menjadi alasan pemerasan.”

Menurutnya, sejak gencatan senjata awal November lalu, telah terjadi taktik manipulatif, termasuk mengingkari kewajiban yang disepakati melalui mediasi, dan mengeksploitasi perundingan untuk membenarkan kelanjutan perang demi melayani "tujuan politik sempit."

Baca juga: Memaknai pidato Presiden Prabowo terkait Kemerdekaan Palestina

Al Ansari juga menyebut laporan mengenai penutupan kantor politik Hamas di Doha sebagai "tidak akurat," dan mengatakan tujuan utamanya adalah menjadi "saluran komunikasi" antara pihak-pihak terkait, dan saluran tersebut telah berkontribusi pada upaya mencapai gencatan senjata lebih awal.

Dia menekankan perlunya media-media mendapatkan informasi dari sumber resmi.

Media internasional sebelumnya menyatakan Qatar akan berhenti memediasi kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera hingga Hamas dan Israel bersedia melanjutkan perundingan, dan telah memberitahu para pemimpin Hamas mereka tidak lagi disambut di negara Teluk itu.

Baca juga: UNICEF ingatkan dampak 'mematikan' ke anak Gaza

Perjalanan terakhir Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken selama sepekan ke Timur Tengah yang berakhir pada akhir Oktober tidak meninggalkan terobosan apa pun.

Genosida Israel di Jalur Gaza dimulai setelah kelompok pejuang kemerdekaan Palestina Hamas melakukan serangan lintas perbatasan pada 7 Oktober 2023.

Akibat serangan itu, rezim Zionis mengeklaim sekitar 1.200 warganya terbunuh, dan sekitar 250 lainnya disandera.
Israel sejak saat itu tiada henti menyerang Gaza dan kampanye genosidanya itu telah menewaskan lebih dari 43.000 warga Palestina.

Negara Teluk, Qatar, telah bekerja sama dengan AS dan Mesir untuk mengakhiri perang dan memulangkan para sandera.

Anadolu