Pemkot Mataram bebaskan lahan bangun rusunawa nelayan

id Pemkot Mataram, rusunawa nelayan

Pemkot Mataram bebaskan lahan bangun rusunawa nelayan

Ilustrasi Rusunawa Nelayan.

Kami telah melakukan kesepakatan harga dengan pemilik diangka sekitar Rp30 juta lebih per hektare, dan proses pembayaran ditargetkan tuntas pekan depan
Mataram (Antaranews NTB)- Pemerintah Kota(Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat(NTT), akhirnya telah membebaskan lahan seluas 1,3 hektare di kawasan Bintaro, Ampenan untuk pembangunan rumah susun sederhana sewa(Rusunawa) nelayan.

Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Mataram, M.H Syakirin Hukmi di Mataram, Kamis, mengatakan, pembebasan lahan untuk Rusunawa nelayan sudah final.

"Kami telah melakukan kesepakatan harga dengan pemilik diangka sekitar Rp30 juta lebih per hektare, dan proses pembayaran ditargetkan tuntas pekan depan," katanya.

Dengan telah dibebaskannya lahan untuk perumahan nelayan ini, maka Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dapat menyiapkan konsep pembangunan Rusunawa nelayan untuk merelokasi nelayan yang masih berada di sempadan pantai.

Ia mengakui, pembebasan lahan untuk perumahan nelayan itu kurang dari target yang direncanakan yakni seluas 2,1 hektare, karena awalnya Pemkot Mataram menyiapkan harga lahan senilai Rp25 juta per hekare dengan total anggaran Rp4 miliar.

Hanya saja, dalam prosesnya pemilik lahan tidak sepakat dengan harga tersebut dan menawarkan Rp50 juta per hektare. Namun, diakhir negosiasi pemilik lahan menyepakati harga Rp30 juta per hektare.

"Jadi dengan alokasi dana yang tersedia, kita membebaskan dulu 1,3 hektare, sementara sisanya kita mengusulkan 2019," katanya.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Mataram, H.M Kemal Islam sebelumnya menyatakan, pihaknya telah mengusulkan pembangunan Rusunawa nelayan senilai Rp22 miliar untuk satu "twin blok" atau 90 kamar.

"Pembangunan Rusunawa nelayan itu khusus untuk merelokasi sekitar 90 kepala keluarga(KK) yang masih berada di sempadan pantai dan rawan terdampak abrasi pantai setiap tahun," katanya.

Menurut dia, Rusunawa nelayan yang diajukan itu berbeda dengan Rusunawa umum yang telah dibangun sebelumnya. Di mana jika Rusunawa umum dibangun dengan bentuk fisik satu "twin blok" berlantai lima, namun untuk Rusunawa nelayan dibangun hanya tiga lantai.

Karenanya, luas lahan yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan Rusunawa umumnya yakni untuk satu twin blok Rusunawa nelayan membutuhkan sekitar 70 hektare lahan, sedangkan Rusunawa umum hanya membutuhkan 35 hektare.

Selain itu, kamar pada Rusunawa nelayan juga bertipe 36 yakni dua kamar tidur, satu ruang tamu, dan satu dapur.

Dikatakan, luasnya kebutuhan lahan untuk Rusunawa nelayan ini karena pemerintah akan membangun fasilitas sosial, fasilitas umum dan lahan kerja untuk para nelayan.

"Lahan kerja nelayan berupa gudang, alat tangkap dan fasilitas menjemur ikan. Jika pada 2018 lahan sudah dibebaskan, maka kita sudah bisa mulai membangun fisik Rusunawa nelayan 2019," kata Kemal. (*)