Jakarta (ANTARA) - ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) menargetkan pengeboran atau drilling terhadap 5 sumur minyak dari proyek 7 sumur di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, dapat selesai pada 2025 guna memberi tambahan produksi minyak nasional.
“Sekarang, kami mengerjakan lima sumur lagi dalam program pengeboran di Lapangan Banyu Urip (Jawa Timur). Mudah-mudahan sebelum akhir tahun ini kami bisa menyelesaikan program pengeboran ini dan terus memberikan produksi,” ucap Senior Vice President Production EMCL Muhammad Nurdin dalam acara buka puasa bersama di Jakarta, Rabu.
Nurdin menyampaikan bahwa ExxonMobil memiliki program pengeboran tujuh sumur di Lapangan Banyu Urip. Dua dari ketujuh sumur tersebut sudah on-line sejak 2024. Adapun tambahan produksi yang dihasilkan oleh kedua sumur tersebut sebanyak 14 ribu barel per hari.
“Yang tidak kalah penting adalah memastikan sumur-sumur yang ada bisa tetap beroperasi secara optimal,” kata Nurdin.
Dalam kesempatan tersebut, Nurdin menyampaikan bahwa Blok Cepu merupakan salah satu tulang punggung produksi minyak di Indonesia. Kapasitas produksi dari blok tersebut mencapai 155 ribu barel minyak per hari (BOPD) atau kurang lebih sekitar 24 juta liter minyak per hari.
Baca juga: Warga Lombok Tengah diingatkan agar pandai membeli minyak goreng
“Kurang lebih, 25 persen produksi minyak nasional berasal dari Blok Cepu,” tuturnya.
Akan tetapi, saat ini Lapangan Banyu Urip sudah memasuki fase penurunan produksi (decline). Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan oleh ExxonMobil untuk memastikan bahwa Lapangan Banyu Urip bisa beroperasi 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, dan sepanjang tahun.
Baca juga: Polda NTB telusuri penjualan minyak goreng yang kurang takaran
Proyek pengeboran tujuh sumur tersebut merupakan salah satu upaya yang ditempuh oleh ExxonMobil untuk menjaga produksi minyak sesuai dengan yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Berdasarkan APBN, target produksi minyak oleh ExxonMobil sebesar 136 ribu BOPD.
“Penting untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi operasional di lapangan ini. Itu menjadi tantangan besar bagi kami di Lapangan Banyu Urip,” ucap Nurdin.