Mataram (ANTARA) - Ketua Komisi IV Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Hidup DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB) Hamdan Kasim meminta Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal meninjau ulang pembangunan 10 embung di Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, karena dinilai sarat masalah.
"Jika memang proyek embung hanya untuk kepentingan segelintir orang dan bukan keinginan rakyat, maka baiknya saya minta proyek itu di stop atau ditinjau ulang untuk sementara waktu," ujarnya di Mataram, Kamis.
Ia mengatakan proyek senilai Rp1,9 miliar yang dikerjakan Balai Pengelolaan Sumber Daya Air dan Hidrologi Wilayah Sungai Pulau Lombok ini masing-masing embung di bangun dengan anggaran Rp190 juta itu, tidak jelas dari sisi efektivitas.
"Pembangunan embung ini mendapat komplain dari masyarakat, seharusnya bisa dijadikan pertimbangan Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal melakukan efisiensi anggaran dengan memindahkan anggaran tersebut ke sektor-sektor riil yang benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat sekitar saja," kata Hamdan.
Baca juga: Kejari Lombok Timur sarankan masyarakat lapor proyek embung bermasalah
Hamdan mencontohkan pada sektor pertanian seperti pembangunan irigasi. Kemudian dialihkan untuk usaha tani, pemenuhan kebutuhan pupuk hingga untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
"Karena memang, daerah kering seperti di Jerowaru tempat proyek tersebut sangat susah mata pencaharian," ujarnya.
Selain itu aduan dari masyarakat ini juga bisa menjadi pertimbangan Gubernur NTB melakukan penjabaran perubahan anggaran dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebelum memasuki pembahasan anggaran perubahan. Sebab, proyek embung ini sudah jelas dari sisi efektivitas sangat tidak efektif.
"Berdasarkan temuan masyarakat itu menunjukkan bahwa program ini tidak tepat sasaran," ucap Hamdan.
Baca juga: Embung Jenggik makan korban, pelajar SD ditemukan tewas tenggelam
Sebagai warga dari Kecamatan Jerowaru, Hamdan melihat untuk mengatasi kekeringan di Lombok Timur bagian selatan, tidak efektif apabila menggunakan embung. Solusi tersebut sama seperti tambal sulam saja.
"Seperti rumah yang bocor, begitu hujan kita ambil baskom untuk menampung air. Begitu saja tiap hujan. Padahal masalahnya di kebocoran yang ada di atas," ungkapnya.
"Jadi embung ini memang sejak awal bukan solusi untuk mengatasi kekeringan di Lombok Selatan. Selain embung, seperti sumur bor juga itu merupakan solusi-solusi sementara saja," ucap Hamdan.
Atas temuan masyarakat itu, Hamdan pun juga merasa khawatir jika proyek ini tidak benar-benar untuk menjawab persoalan masyarakat setempat. "Orientasi proyek saja, tapi tidak tepat sasaran. Harusnya berdasarkan orientasi kebutuhan riil masyarakat," katanya.
Baca juga: Seorang anak umur 8 tahun ditemukan tewas tenggelam di Lombok Timur
Apabila demikian, ia merekomendasikan proyek tersebut diberhentikan saja atau ditinjau ulang. "Kalau benar informasi yang kelompok masyarakat sampaikan itu, saya minta untuk pihak berwenang mengusut kasus ini. Bila perlu lakukan audit dan tinjau ulang program ini," ucapnya.
Sebelumnya Kejaksaan Negeri Lombok Timur mengatakan mulai menelisik proyek pengerjaan 10 proyek embung di Kecamatan Jerowaru yang menelan anggaran miliaran rupiah tersebut.
Baca juga: NTB siapkan embung dan waduk untuk hadapi ancaman La Nina
"Kami akan pelajari dulu," kata Kasi Pidsus Kejari Lotim Ida Bagus Putu Swadharma Putra.
Jaksa juga meminta dukungan dari masyarakat. "Jika memiliki data mengenai pembangunan embung tersebut diminta agar menyerahkan ke jaksa," ujarnya.
Berdasarkan data LPSE Satker Balai Pengelolaan Sumber Daya Air dan Hidrologi Wilayah Sungai Pulau Lombok, ada 10 pembangunan embung dengan total anggarannya Rp1,9 miliar. Masing-masing embung di bangun dengan anggaran Rp190 juta.
Rincian proyek embung ini tersebar di Tanggung Desa Sukadamai, embung Eat Pandan Desa Pandan Wangi, embung Montong Kelor Desa Pandan Wangi, embung Amaq Burhan Desa Pandanwangi, embung Tampah Desa Seriwe, embung Amaq Suwandi Desa Pandan Wangi, embung Lendang Pelisak Desa Seriwe, embung Lendang Pelisak Timuk Desa Seriwe, embung Tuping Bat Desa Lekor, dan embung Malabari Lauk Desa Seriwe.
Baca juga: Geger! Mayat seorang pemancing ditemukan di embung Jerowaru Lombok Timur