Mengenal KM Binaiya dan Kapten Slamet Yulianto dari atas Pelabuhan Bima

id KM Binaiya, Pelabuhan Bima, Pelni,Kapten Slamet Yulianto Oleh Ady Ardiansah

Mengenal KM Binaiya dan Kapten Slamet Yulianto dari atas Pelabuhan Bima

Nakhoda KM. Binaiya Kapten Slamet Yulianto (Seragam putih) bersama Kepala Pelni Cabang Bima Agus Zuldi Hermawan (Rompi biru) sedang berada di anjungan kapal. (ANTARA/Ady Ardiansah)

Bima (ANTARA) - Malam itu sekitar pukul 23.00 Wita, terdengar suara klakson menggema di udara Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sesaat kemudian, tampak satu armada laut milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) bernama Kapal Muatan (KM) Binaiya pun bersandar di Pelabuhan Bima, Kamis.

Usai kapal itu selesai membongkar muatannya dan menunggu 362 penumpang yang akan menuju Labuan Bajo, Makassar dan Bontang. Kepala Pelni Cabang Bima Agus Zuldi Hermawan, mengajak saya untuk naik ke kapal legendaris tipe 1.000 ini.

Satu persatu anak tangga menuju dek kapal yang dibangun di galangan kapal PT PAL Indonesia, Surabaya pada tahun 2007 itu, kami lewati. Terlihat sejumlah Anak buah kapal (ABK), sibuk dan terdengar Handy Talky (HT) untuk monitor dan melakukan laporan.

Kami berdua pun mempercepat langkah kami, menuju dek (lantai) ke-tujuh yang menjadi Anjungan yakni ruangan komando kapal di mana ditempatkan roda kemudi kapal, peralatan navigasi untuk menentukan posisi kapal berada dan biasanya terdapat kamar nakhoda dan kamar radio.

Disana kami menyapa dan bertemu dengan Nakhoda Kapten (Capt) Slamet Yulianto dan sejumlah Anak buah kapal (ABK) yang sedang mengecek sejumlah peralatannya. Kami pun, dipersilahkan untuk duduk dan mengobrol santai sembari menyantap donat variasi berbagai rasa produk lokal Bima yang murah, gurih, lezat dan di berinama J.CO Bima oleh Capt. Slamet.

J. CO Donuts sendiri adalah jaringan restoran asal Indonesia yang terkenal akan donat, kopi, dan yogurt beku milik Johnny Andrean dan Johnny Karsono, yang kini merambah sampai di Malaysia, Singapura, Filipina, Hong Kong dan Arab Saudi.

Sesaat kemudian, terdengar dua suara alarm dan Capt. Slamet menanyakan kepada satu Abk perempuan, Markonis (Operator radio dan alat komunikasi di kapal) kemana. Lalu, dijawab, satunya ke bawah dan satu lagi standby disini capt. "Ada yang konslet itu," ungkapnya.

Karena penasaran, saya pun menimpalinya dengan pertanyaannya. Ada kerusakan dan sering terjadi seperti ini ya?

Pria asal Gilimanuk, Bali ini mengungkapkan, baru sandar tadi bunyi alarmnya dan ini baru pertama kali terjadi. Mungkin kapalnya sudah terlalu capek kali ya," Selorohnya.

Ia menjelaskan, kapal ini sejak bulan Februari lalu terus mundur dock nya sampai bulan Mei nanti.

"Kami tidak boleh berhenti untuk melayani angkutan lebaran. Saat lebaran kemarin, saya dan ABK salat Idul Fitri nya di atas kapal. Saat rute perjalanan Surabaya-Batulicin, Kalimantan Selatan," ungkapnya.

Ia menjelaskan, untuk melayani angkutan lebaran dan liburan Natal dan Tahun Baru (Tahura) sebagai pegawai Pelni liburnya di tunda.

"Keluarga sudah memahami itu dan menerimanya, karena ini profesi dan tanggungjawab kami," ujarnya.

Pria yang merupakan lulusan Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya menuturkan, selama angkutan lebaran dan tahura itu Nakhoda, Mualim 1 (Chief Officer, Perwira yang bertanggung jawab memimpin area dek kapal), KKM (Kepala Kamar Mesin), itu cutinya ditunda.

"Dia wajib berada di kapal dan berlayar semua rute yang ditugaskan," paparnya.

Capt. Selamet bercerita, suka dukanya yang sudah bertugas di kapal sejak tahun 2.000 lalu (25 tahun). Kapal pertama penempatannya, KM. Caraka Jaya III 22 melayani rute Singapura, Brunei Darussalam dan Malaysia, selama dua tahun. Kemudian, pindah ke KM Binaiya sebagai Mualim III (Perwira kapal yang bertanggung jawab atas peralatan keselamatan kapal, termasuk sekoci dan peralatan evakuasi), selama tiga tahun.

"KM. Awu menjadi Mualim II (Second Officer/Perwira yang bertanggung jawab atas navigasi, perencanaan perjalanan, dan kelengkapan kapal). KM. Lambelu dan KM. Tilongkabila sebagai Mualim I," benernya.

Selanjutnya, lanjut bapak dua orang anak ini, diangkat menjadi Nakhoda di KM. Sangiang dan KM Binaiya saat ini.

"Jenjang karir dari perwira paling bawah sampai menjadi nakhoda sudah saya lalui semua dan di Bianaiya saat ini sudah satu tahun, enam hari lamanya. Biasanya tugas di kapal ini, dua tahun lamanya," tandasnya.

Hidup di kapal itu, kata Capt. Slamet, hanya sebatas di haluan (Bagian depan) dan buritan (Bagian belakang) saja. Tentu, merindukan keluarga di rumah, terutama anak.

"Kita sudah biasa hidup di ruangan yang kecil, tapi saat tertentu ada rasa sedih dan rindu yang mendalam dengan keluarga, hari-hari penting, acara keluarga dan suasana kampung halaman. Apalagi saat bulan Ramadan dan lebaran Idul Fitri-Idul Adha," akunya.

"Bahkan, pernah saya selesai salat id di dermaga bersama keluarga, ke kapal langsung berangkat. Jadi nggak sempat kami maaf-maafan dan silaturahmi ngumpul buat acara gitu," sambungnya.

Namun, lanjutnya, di Pelni ini ada cutinya selama satu bulan. "Alhamdulillah, kami tiga bulan bertugas di atas kapal dan dapat satu bulan (28 hari) waktu cuti. Tapi khusus angkutan lebaran dan nataru, ditunda cutinya," tegasnya.

"Jadi petugas kapal itu, harus bisa menghibur diri, apalagi saya ini orang yang tidak suka turun. Terkecuali ada waktu dan hal-hal tertentu saja," tambahnya.

Disinggung soal kesejahteraan, Slamet mengakui sangat tercukupi dan sejahtera, serta lebih baik dari perusahaan swasta.

"Alhamdulillah gajinya di Pelni aman, sejahtera dan sentosa lah," ucapnya.

Diketahui, kapal ini merupakan salah satu dari 26 armada kapal penumpang Pelni yang melayani berbagai rute di seluruh pelosok Nusantara. Namanya diambil dari nama seorang bangsawan Sumbawa, Raden Binaiya, yang dikenal dengan keberanian dan kegigihannya.

KM Binaiya memiliki 12 kelas yang tersedia, mulai dari kelas ekonomi hingga VIP. Fasilitas yang ditawarkan terbilang lengkap, meliputi restoran, musala, toko, klinik, dan ruang bermain anak. Kapal ini, juga dilengkapi dengan teknologi navigasi modern dan sistem keselamatan yang mumpuni, memastikan pelayaran yang aman dan nyaman bagi para penumpang.