Warga desak normalisasi Sungai Cileungsi-Cikeas

id KP2C, banjir Bekasi, Sungai Cileungsi-Cikeas, orasi damai

Warga desak normalisasi Sungai Cileungsi-Cikeas

Ketua KP2C Puarman (kanan) berpose bersama warga bersama perumahan Vila Nusa Indah, Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (4/5/2025), menyuarakan desakan percepatan normalisasi Sungai Cileungsi-Cikeas yang menjadi penyebab banjir. ANTARA/HO-KP2C)

Jakarta (ANTARA) - Masyarakat korban banjir di perumahan Vila Nusa Indah, Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mendesak otoritas berwenang segera menormalisasi Sungai Cileungsi dan Cikeas.

Desakan itu disampaikan melalui orasi damai bertajuk "Kami Tidak Mau Tenggelam Lagi" yang berlangsung, Ahad, di kawasan setempat.

"Jika tidak ada upaya percepatan, kami khawatir tahun 2028, kami bisa kembali tenggelam," kata Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) Puarman saat berorasi.

Dalam kesempatan itu, KP2C mengapresiasi gerak cepat Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) dalam melakukan penanganan tanggap darurat pasca banjir.

Selanjutnya, Puarman menjelaskan kondisi sungai saat ini, baik di hulu maupun hilir, sudah dalam keadaan rusak usai banjir 4 Maret 2025 lalu, serta mengalami ancaman banjir besar di kemudian hari.

Menurut Puarman, tahapan normalisasi yang direncanakan pemerintah memerlukan waktu yang terlalu lama.

"Diketahui, tahun 2025 - 2026 penyiapan lahan oleh Pemda, tahun 2027 proses lelang, dan tahun 2028 dimulai pekerjaan konstruksi oleh Kementerian Pekerjaan Umum," katanya.

Sedangkan, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kata Puarman, banjir besar yang dikenal dengan siklus lima tahunan, ke depan bisa menjadi tiga tahunan.

"Bahkan, dimungkinkan terjadi banjir tiap tahun dengan potensi volume sama dengan banjir siklus lima tahunan," ujarnya.

Baca juga: Mayoritas kota besar RI diperkirakan hujan ringan-berpetir

Dikatakan Puarman, orasi damai itu diikuti 3.000 lebih warga korban banjir akibat luapan Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas, dengan melakukan long march dari lingkungan masing-masing sambil membentangkan spanduk desakan.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Aksi Damai, Syamsudin menyampaikan bahwa Puncak dari orasi damai ini adalah pembacaan surat terbuka kepada Presiden, Gubernur Jawa Barat dan Bupati Bogor agar normalisasi sungai Cileungsi-Cikeas dipercepat.

"Setelah Surat Terbuka dibacakan, esoknya langsung kami antar kepada Presiden, Gubernur Jabar dan Bupati Bogor," katanya.

Baca juga: Kolam retensi di Giong Siu Mataram dioptimalkan guna cegah banjir

Pada 27 Maret 2025, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti menetapkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cileungsi, Sungai Cikeas, dan Kali Bekasi sebagai bagian dari paket pengendalian banjir di wilayah Jabodetabekpunjur.

Upaya ini meliputi rencana jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang untuk mengurangi risiko banjir, termasuk pembangunan delapan kolam retensi tambahan.

Hingga kini, progres penanganan di Kali Bekasi baru mencapai 13 km dari target 33 km.

Diana menegaskan pentingnya penanganan hulu sungai di Cileungsi dan Cikeas yang menjadi sumber utama banjir di Kali Bekasi.*


Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.