Artikel - Hikayat kereta bawah tanah dari London hingga Jakarta

id kereta api,london,jakarta

Artikel - Hikayat kereta bawah tanah dari London hingga Jakarta

Sejumlah pekerja PT INKA (Persero) menyelesaikan pengecatan kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di Madiun, Jawa Timur, Selasa (15/1/2019). PT INKA (Persero) menargetkan siap mengirim 4 rangkaian LRT Jabodebek pada Juni 2019. (ANTARA News/Virna P Setyorini)

Mataram (Antaranews NTB) - Seorang pemuka agama di Inggris Raya pada dekade 1860-an pernah menuding bahwa perusahaan kereta berupaya untuk "break into Hell" (menerobos neraka) karena membuat jalur kereta bawah tanah untuk pertama kalinya di dunia.

Sebagaimana dikutip dari laman www.historytoday.com, tidak hanya dari lingkungan rohaniwan, kritik terhadap pembangunan jalur kereta bawah tanah di ibu kota Inggris kala itu, juga datang dari beragam pihak.

Misalnya ada yang memprediksi bahwa atap terowongan di jalur bawah tanah akan runtuh sehingga menimpa para penumpang kereta atau ada yang menuding bahwa orang akan tersedak karena asap kereta.

Proyek jalur kereta bawah tanah pertama dimulai pada 1860, ketika Metropolitan Railway mulai membangun terowongan lebih dari tiga mil (sekitar lima kilometer) dari daerah Paddington ke Farringdon Street.

Pembiayaan proyek tersebut dibiayai sepenuhnya oleh Pemerintahan Kota London yang sedang berupaya keras mencari solusi kemacetan lalu lintas dengan banyaknya kereta kuda yang lalu lalang di jalan raya London.

Gagasan untuk mewujudkan jalur bawah tanah, terutama terus didorong oleh Pengacara Kota London, Charles Pearson. Pria kelahiran 1793 itu, berupaya melobi berbagai pihak agar Pemkot London mau menggelontorkan anggaran pembangunan jalur kereta bawah tanah tersebut.

Usaha keras yang dilakukan Pearson membuahkan hasil, meski mantan Anggota DPR Inggris itu wafat pada 1862, beberapa bulan sebelum pengoperasian kereta bawah tanah di London.

Tanggal 9 Januari 1863 sebagai hari yang bersejarah, karena jalur itu secara resmi dinyatakan selesai dibuat dan dirayakan oleh berkumpulnya eksekutif perusahaan kereta, anggota parlemen, hingga Wali Kota London.

Perdana Menteri Inggris Raya saat itu, Lord Palmerston, menolak menghadiri acara itu. Alasannya, pada usia 79 tahun, dia ingin berada di atas tanah sebisa mungkin ("at 79 he wanted to stay above ground as long as he could").

Keesokan harinya atau tepatnya 10 Januari 1863, jalur kereta bawah tanah itu dibuka untuk umum pertama kalinya. Lebih dari 30.000 orang berdesak-desakan untuk mencobanya.

    Kejayaan Teknik

Pemberitaan yang muncul di sejumlah media memuji pembukaan kereta itu, bahkan The Times menyebutnya sebagai, "The great engineering triumph of the day" (Kejayaan teknik masa kini). 

Pada tahun pertama pengoperasiannya, jalur kereta bawah tanah atau Metropolitan Railway diketahui dapat membawa hingga lebih dari sembilan juta penumpang per tahun.

Pada 1890, jalur kereta bawah tanah yang menggunakan aliran listrik, yaitu City & South London Railway, untuk pertama kalinya dibuka.