DKP siapkan program bantuan budidaya ikan sistem bioflok di Mataram

id Dinas Perikanan,Kota Mataram,bioflok,Budi daya ikan

DKP siapkan program bantuan budidaya ikan sistem bioflok di Mataram

Areal budidaya ikan air tawar di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/Nirkomala.

Mataram (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, tahun 2025 menyiapkan program bantuan budidaya ikan sistem bioflok kepada sejumlah kelompok di kota itu.

"Budidaya ikan sistem bioflok dimaksudkan menciptakan sistem budidaya yang lebih efisien, produktif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram Irwan Harimansyah di Mataram, Sabtu.

Menurutnya, untuk pelaksanaan program bantuan budidaya ikan sistem bioflok tahun 2025, akan menyasar sekitar 3-4 kelompok budidaya di dua kecamatan yakni Kecamatan Cakranegara dan Sandubaya.

Baca juga: Budi daya ikan air tawar di Mataram aman dari dampak kemarau

Dua kecamatan tersebut dipilih, karena dari 70 kelompok budidaya ikan air tawar di Kota Mataram sebagian besar ada di dua wilayah hulu tersebut.

"Untuk anggaran bantuan budidaya ikan sistem bioflok, kami siapkan Rp150 juta lebih," katanya.

Dalam pemberian bantuan budidaya ikan sistem bioflok, satu kelompok yang beranggotakan 5-10 orang, masing-masing akan mendapatkan kolam terpal dan peralatan budidaya ikan bioflok, bibit ikan, serta pakan.

Untuk pemberian bibit dan pakan, lanjutnya, biasanya disesuaikan dengan kolam bioflok yang ada di setiap kelompok karena pembuatan kolam disesuaikan dengan kondisi lahan yang ada.

"Jumlah bibit yang kami berikan berkisar 2.000-5.000 ekor," katanya.

Baca juga: DKP Mataram menyiapkan program bantuan budi daya ikan air tawar

Untuk jenis bibit ikan air tawar yang diberikan, rata-rata kelompok meminta jenis ikan lele karena dinilai lebih mudah beradaptasi, lebih kuat atau tahan lama, cepat besar, dan yang penting kelompok lebih mudah dalam memberikan pakan.

Pakan ikan lele itu bisa apa saja, tidak mesti harus butiran seperti jenis ikan lain misalnya ikan nila, gurami, atau ikan patin.

"Kalau lele bisa dikasih pakan dari nasi atau sayuran sisa," katanya.

Sementara untuk pendistribusian bantuan budidaya ikan sistem bioflok, saat ini masih dalam tahap penjaringan agar bantuan bisa tepat sasaran.

"Kami targetkan bantuan awal triwulan IV, bantuan sudah mulai didistribusikan," katanya.

Baca juga: DLH Mataram menargetkan sumbang PAD Rp30 juta dari budi daya maggot

Irwan menambahkan, produksi ikan air tawar di Kota Mataram dengan jenis nila, lele, patin, dan ikan bawal selama ini tercatat rata-rata mencapai 380.297 kilogram, dengan nilai produksi Rp9.660.2777.500.

Selain itu, DKP Kota Mataram juga memiliki program pemanfaatan pekarangan dengan budidaya ikan air tawar jenis nila yang mulai dikembangkan tahun 2023 untuk meningkatkan konsumsi ikan sekaligus peningkatan pendapatan keluarga.

Manfaat dari program itu kini sudah mulai dirasakan para anggota kelompok, karena dalam sekali panen dalam waktu 3-4 bulan mereka bisa menghasilkan 40 kilogram hanya dari pekarangan rumah.

Untuk budidaya dengan skala pemanfaatan pekarangan, produksi ikan yang dihasilkan warga itu termasuk banyak, begitu juga untuk budidaya di keramba.

Ketika panen, hasilnya rata-rata dijual dengan harga Rp30.000-Rp33.000 per kilogram dan uang hasil penjualan, diputar kembali untuk membeli bibit dan pakan sehingga warga punya dana kelompok yang digunakan untuk berbagai kebutuhan.

Baca juga: DLH Mataram menargetkan sumbang PAD Rp30 juta dari budi daya maggot

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.