Mataram turunkan tim PSC 119 ke pusat gempa

id PSC 119 ,RSUD Mataram

Mataram turunkan tim PSC 119 ke pusat gempa

Ilustrasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram (Foto Ist). (1) (1/)

Mataram (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, telah menurunkan tim "Public Safety Center (PSC) 119 Mataram Emergency Medical Service (MEMS)" ke pusat gempa bumi tektonik berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR) di Kabupaten Lombok Timur.

Direktur RSUD Kota Mataram dr H Herman Mahaputra di Mataram, Minggu, mengatakan beberapa saat setelah gempa bumi terjadi, pihaknya langsung menurunkan tim PSC 119 untuk membantu para korban.

"Tadi sore, tim PSC 119 langsung kami berangkatkan ke pusat gempa bumi di Sembalun," katanya kepada wartawan.

Tim PSC 119 yang beranggotakan dokter dan paramedis lainnya, berangkat dengan dilengkapi dengan peralatan pertolongan pertama serta berbagai jenis obat-obatan.

"Apabila ada pasien yang membutuhkan perawatan lanjutan, tim PSC 119 siap mengantar sampai ke rumah sakit rujukan," katanya.

Dikatakannya, ketika Juli dan Agustus 2018, Lombok terkena bencana gempa bumi, tim MEMS menurunkan tim reaksi cepat (TRC) untuk memberikan pertolongan di daerah pusat terdampak.

Tim MEMS aktif melakukan pencarian korban dan memberikan pertolongan serta evakuasi pasien dari lokasi kejadian ke rumah sakit. MEMS juga meluncurkam mobil klinik untuk memantau korban gempa di pengungsian selama tiga bulan pascagempa bumi.

"Total pasien yang ditangani dengan mobil klinik mencapai lebih 3.000 orang. Mobil klinik ini berfungsi untuk identifikasi masalah kesehatan di pengungsian dan mencegah jatuh ke kondisi yang lebih berat," katanya.

Menyinggung tentang pasien rujukan, Direktur RSUD Mataram yang biasa disapa dr Jack ini mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima pasien dari dalam kota dan pasien rujukan luar Kota Mataram yang menjadi korban gempa bumi.

"Alhamdulillah, hingga saat ini belum ada pasien korban gempa bumi yang kami tangani," katanya.

Saat terjadi gempa bumi pada pukul 14.07 WIB atau 15.07 Wita, kata dr Jack, pasien RSUD dan penunggu pasien sempat berhamburan keluar ruangan, namun kondisi itu tidak lama dan mereka kembali ke ruangan masing-masing.

Kondisi itu biasa terjadi saat gempa sebagai respon spontan dari masyarakat, akan tetapi pihak RSUD Mataram tidak mengeluarkan kebijakan pelayanan di luar gedung atau menggunakan tenda seperti saat gempa bulan Agustus 2018.

"Semoga tidak ada gempa lagi, agar pasien bisa tetap merasa aman dan nyaman selama menjalani perawatan di dalam gedung," ujarnya.