Tajuk ANTARA NTB - Ketika langit diam, ujian kekeringan di Lape Sumbawa

id kekeringan, ujian panjang,lape,sumbawa,NTB Oleh Abdul Hakim

Tajuk ANTARA NTB - Ketika langit diam, ujian kekeringan di Lape Sumbawa

Arsip - Sejumlah warga berada di atas bukit Seger yang rumputnya mengering di Kuta, Lombok Tengah, NTB, Minggu (13/8/2023). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/YU (ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI)

Mataram (ANTARA) - Beberapa hari terakhir, hujan deras kembali membasahi sebagian wilayah Indonesia. Namun, di ujung timur Pulau Sumbawa, Kecamatan Lape tetap terperangkap dalam kekeringan panjang. Empat bulan tanpa hujan telah membuat tanah retak, sumur menyusut, dan embung warga mengering.

Di Lape, kehidupan sehari-hari berubah menjadi perjuangan. Warga menempuh jarak lebih jauh setiap pagi demi air untuk kebutuhan rumah tangga dan ternak. Sumur yang biasanya menjadi sumber utama kini kering, memaksa masyarakat menata ulang prioritas hidup mereka. Anak-anak ikut membantu mencari air, sementara kegiatan sosial desa berkurang karena fokus bertahan hidup.

Kondisi ini bukan sekadar soal langit yang kering. Letak geografis Lape berupa dataran rendah yang diapit pegunungan, membuat angin lembab dari Samudera Hindia kehilangan uap air sebelum mencapai desa. Dominasi angin muson timur yang kering, ditambah kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) negatif dan ENSO netral, memperpanjang musim kemarau. Kombinasi faktor alam ini menjadi ujian nyata bagi ketahanan masyarakat dan infrastruktur lokal.

Dampak kekeringan menyentuh setiap rumah. Pertanian menghadapi risiko gagal panen, ternak kekurangan minum, dan keluarga harus membeli air bersih. Distribusi air oleh BPBD dan pemerintah menjadi rutinitas penting, meski terbatas oleh infrastruktur. Berbagai upaya mitigasi dilakukan: sumur bor darurat, embung penampung air hujan, hingga rencana jangka panjang pembangunan jaringan pipa dan embung tambahan.

Di balik tanah retak dan sumur kering, tersimpan pesan penting: adaptasi, inovasi, dan kepedulian kolektif adalah kunci agar air tidak lagi menjadi barang langka. Lape menjadi saksi bagaimana manusia berjuang, berinovasi, dan tetap bertahan menghadapi ujian panjang kekeringan, menjadikan setiap tetes air simbol harapan dan ketahanan.

Baca juga: Tajuk - Bagaimana NTB menjaga euforia MotoGP dari risiko sepi penonton?"
Baca juga: Tajuk - Integritas pejabat NTB diuji: Dari mikrofon terbang hingga mantan terpidana di kursi strategis
Baca juga: Tajuk - Honorer NTB: Harapan dan kekecewaan
Baca juga: Tajuk - Krisis tabung hijau di NTB: Data vs realita
Baca juga: Tajuk: Jejak hoaks di NTB, Media lokal jadi garda terakhir



COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.