GASIFIKASI OMPRONGAN TEMBAKAU VIRIGINIA LOMBOK BELUM BERHASIL

id

          Mataram, 5/9 (ANTARA) -  Peneliti dari Universitas Mataram (Unram), Dr. Ir. Hirwan Hamidi menilai gasifikasi atau penggunaan batu bara untuk bahan bakar omprongan tembakau virginia di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), belum berhasil, karena lebih 75 persen dari 13.509 unit oven hingga kini masih menggunakan kayu bakar.

         "Kendati sebagian besar omprongan tembakau virginia di Lombok telah dimodifikasi untuk penggunaan bahan bakar batu bara, namun hingga kini lebih dari 75 persen menggunakan kayu bakar, bahkan ada oven yang telah dimodifikasi dirusak agar bisa menggunakan kayu bakar," katanya di Mataram, Sabtu.

         Dia mengatakan, ada petani yang 100 persen menggunakan kayu bakar dan ada juga yang mencampur dengan bahan bakar minyak tanah (BBMT), sebagian petani rela merusak/mengubah oven yang telah dimodifikasi kendati telah menghabiskan biaya sekitar Rp11 juta per unit.

         Hirwan yang juga dosen senior Fakultas Pertanian Unram itu mengatakan, masih banyaknya petani yang menggunakan kayu bakar untuk omprongan tembakau virginia tersebut, antara lain akibat sulitnya mendapatkan BBMT pada musim panen 2009.

         "Para petani tembakau virginia Lombok mengalami kesulitan mendapatkan BBMT. Untuk mendapatkan jatah bahan bakar sebagian petani berani membeli dengan harga lebih mahal dan ada juga yang membeli kayu bakar yang harganya lebih murah," katanya.

         Penggunaan kayu bakar untuk bahan bakar oven tembakau jauh lebih murah dibandingkan bahan bakar lain, seperti BBMT dan batu bara. Harga kayu bakar berkisar Rp1,75 juta hingga Rp2 juta per truk. Untuk mendapatkan kayu bakar jauh lebih mudah dibandingkan dengan BBMT.

         Ia mengatakan, satu truk kayu bakar yang harganya Rp1,75 hingga Rp2 juta itu cukup untuk memenuhi bahan bakar satu oven tembakau, sedangkan kalau menggunakan BBMT menghabiskan Rp3,6 juta.

         Kondisi ini, menurut Hirwan, akan berdampak buruk terhadap kelestarian lingkungan hutan, karena penebangan kayu bakar di hutan sulit dikendalilam, sebagian petani tembakau di Pulau Lombok, makin nekat membabat hutan untuk mendapatkan kayu bakar demi kelanjutan usaha omprongan tembakau virginia.

        Saat musim panen tembakau virginia seperti sekarang ini, makin banyak petani tembakau yang membabat hutan untuk mendapatkan kayu bakar, terutama pohon cemara yang kayunya dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar.

         "Karena itu kita mengharapkan pemerintah daerah baik pemprov maupun pemkab untuk berupaya semaksimal mungkin agar program gasifikasi atau penggunaan bahan bakar batu bara bisa dilaksanakan dengan baik, karena jika tidak maka kerusakan  hutan di Pulau Lombok akan semakin parah," katanya.(*)