Jakarta (ANTARA) - PT Pegadaian mencatatkan kinerja yang positif hingga April 2024 yang didukung dengan peningkatan saldo uang pinjaman pegadaian pada kredit cepat aman (out standing loan/OSL) sebesar 20,6 persen year-on-year (yoy) dari Rp60,3 triliun menjadi Rp72,7 triliun.
“Pencapaian ini juga didukung dengan adanya penurunan NPL (non-performing loan/kredit macet) dari 1,98 persen pada 30 April 2023 menjadi 1,26 persen pada 30 April 2024, sehingga Pegadaian dinilai semakin sehat,” ujar Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan, di Jakarta, Senin.
Selain itu, ia juga menyatakan bahwa laba bersih perusahaan meningkat sebesar 33,2 persen year on year (yoy) dari Rp1,04 triliun menjadi Rp1,38 triliun.
Ia menuturkan bahwa kinerja positif tersebut dihasilkan berkat berbagai inovasi dan transformasi yang telah banyak dilakukan pihaknya, agar dapat terus melayani masyarakat dengan baik serta tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Salah satu upaya inovasi dan transformasi tersebut adalah pendirian gerai kopi milik Pegadaian, yakni The Gade Coffee & Gold.
Damar mengatakan bahwa hadirnya The Gade Coffee & Gold mengubah wajah Pegadaian yang identik dengan kelas menengah bawah menjadi lebih kekinian dan sesuai dengan gaya hidup generasi muda masa kini.
Baca juga: Pegadaian mengajak masyarakat investasikan sisa THR dengan emas
Baca juga: Pegadaian catat penyaluran pinjaman naik hampir 17 persen di tengah tren lonjakan harga emas
Menurutnya, melalui The Gade Coffee & Gold, masyarakat dapat lebih mengenal untuk menggunakan berbagai produk dan layanan Pegadaian, sehingga turut meningkatkan jumlah nasabah dan kinerja keuangan perseroan.
Selain menerapkan berbagai inovasi dan transformasi, pihaknya juga melakukan re-branding melalui peluncuran buku berjudul “Van Leening When History Begins”, agar masyarakat dapat mengenal sejarah perkembangan Pegadaian.
“Peluncuran buku ini menjadi salah satu bentuk re-branding yang dilakukan oleh Pegadaian. Dulu orang hanya tahu Pegadaian sebagai tempat untuk mencari solusi keuangan saat kepepet. Namun seiring berjalannya waktu, Pegadaian mengubah pemikiran tersebut,” kata Damar pula.