Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), mengimbau warga untuk tidak membuang sampah di jaringan irigasi pada musim hujan karena dapat menyebabkan banjir.
"Salah satu penyebab terjadinya banjir itu adalah tumpukan sampah yang menutupi sistem jaringan drainase atau irigasi," kata Kepala DLH Kabupaten Lombok Tengah Lalu Sarkin Junaidi di Lombok Tengah, Selasa.
Ia mengatakan volume sampah pada musim penghujan saat ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan sebelumnya yang mencapai 70 ton per hari dan saat ini mencapai 80 ton per hari.
Baca juga: Sebanyak 7,2 ton sampah kiriman di Pantai Tanjung Aan Mandalika Lombok Tengah
Sampah yang dibuang di sungai tersebut terbawa arus air hujan dari hulu hingga hilir, kata dia, sehingga menyebabkan sampah meningkatkan dan terjadinya genangan air maupun banjir.
"Volume sampah saat ini meningkat," katanya.
Ia mengatakan penanganan sampah ini tidak bisa diserahkan kepada petugas kebersihan, namun kesadaran masyarakat sangat diharapkan untuk tidak membuang sampah sembarang terlebih saat musim hujan. Jika ada sampah yang dibuang di sungai, lanjut dia, dapat menyebabkan terjadinya banjir.
"Memang penyebab terjadinya banjir itu adalah intensitas hujan tinggi dan kondisi jaringan irigasi yang tersumbat akibat sampah," katanya.
Baca juga: Kodim Lombok Tengah bersama warga bersihkan sungai dari sampah
Ia mengatakan pengangkut sampah pada musim hujan saat ini tetap dilakukan secara rutin seperti sebelumnya dan sampah tersebut langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Sampah yang dikumpulkan itu tetap diangkut ke TPA," katanya.
Ia mengatakan kondisi TPA di Lombok Tengah masih aman dan masih tetap bisa menampung sampah yang dihasilkan masyarakat. "Kondisi TPA masih tetap aman," katanya.
Sementara itu Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Lombok Satria Topan Primadi mengatakan berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, saat ini terpantau adanya gangguan atmosfer yang mampu menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di sekitar wilayah Indonesia, khususnya di sebagian besar wilayah NTB.
"Potensi hujan lebat diprediksi terjadi mulai 11-18 November 2025," katanya.
Baca juga: Gerakan aksi bersih sampah digalakkan di Lombok Tengah
Oleh karena itu, lanjutnya, masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana diimbau terus waspada dan siaga, terutama saat terjadi hujan lebat, untuk mengantisipasi dampak yang dapat terjadi, seperti banjir, banjir bandang, banjir rob, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, sambaran petir, dan pohon tumbang.
"Warga diharapkan tetap waspada saat terjadi cuaca ekstrem," katanya.
