Mataram, 1/10 (ANTARA) - Inflasi gabungan Kota Mataram dan Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada September 2009 mencapai 1,94 persen, atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 0,73 persen.
"Tingginya kenaikan angka inflasi itu dipengaruhi oleh harga minyak tanah yang cukup tinggi yakni mencapai Rp5.000 per liter padahal harga eceran tertinggi yang diberlakukan pemerintah hanya Rp2.700 per liter," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB Mariadi Mardian di Mataram, Kamis.
Secara umum, kata Mardian, inflasi gabungan Kota Mataram dan Bima dipengaruhi oleh kenaikan harga pada empat kelompok yaitu kelompok bahan makanan sebesar 4,19 persen, kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau sebesar 1,20 persen.
Selanjutnya, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,29 persen, kelompok sandang 2,25 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,74 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,13 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,78 persen.
Sementara laju inflasi gabungan Kota Mataram dan Kota Bima, NTB tahun kalender (Januari - September 2009) sebesar 3,72 persen, sedangkan laju inflasi "year on year" atau dari tahun ke tahun (September 2009 - September 2008) sebesar 4,63 persen.
Angka tersebut, menurut Mardian, menunjukkan bahwa terjadi kenaikan terhadap harga barang terutama menjelang Idul Fitri 1430 Hijriah.
"Selain minyak tanah, menjelang Lebaran beberapa jenis kebutuhan pokok seperti daging sapi, ayam potong, gula pasir mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi, kondisi itu terjadi secara nasional," ujarnya.
Ia mengatakan dari 66 kota di Indonesia yang menghitung indeks harga konsumen (IHK), tercatat 63 kota mengalami inflasi dan tiga kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bandar Lampung sebesar 2,66 persen dan terendah di Kota Gorontalo sebesar 0,05 persen.
Sementara kota yang mengalami deflasi terbesar yakni Kota Sorong sebesar 0,98 persen dan terkecil Kota Manado sebesar 0,36 persen.
Wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Nusra) dari lima kota yang menghitung IHK tercatat semua kota mengalami inflasi yaitu Kota Mataram sebesar 2,24 persen, Kota Kupang 2,01 persen, Kota Maumere 1,19 persen, Kota Denpasar 0,88 persen dan Kota Bima sebesar 0,83 persen.(*)