SATPAM SSI MATARAM MENGAKU DISEKAP KAWANAN PERAMPOK

id



          Mataram, 6/12 (ANTARA) - Bilal (25) selaku petugas satuan pengaman (Satpam) PT  Kantor PT Swadarma Sarana Informatika (SSI) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengaku disekap kawanan perampok hingga tak berdaya.

         "Tangan saya diikat dan mulut saya disekap oleh beberapa orang yang hendak merampok," kata Bilal kepada wartawan yang menemuinya di Mapolsek Mataram, Minggu.

         Bilal menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Mataram terkait kasus perampokan di Kantor PT SSI Mataram, berlokasi di Jalan Kemuning Nomor 6, Gomong Barat, Kelurahan Gomong, Kota Mataram, Sabtu (5/12) dini hari sekitar pukul 02.00 Wita.

         Namun, aksi perampokan itu dapat digagalkan Aparat Polsek Mataram yang mendatangi lokasi kejadian ketika kawanan perampok sudah berada di dalam kantor PT SSI itu.

         PT SSI merupakan perusahaan jasa pengelolaan dan pengembangan sarana teknologi informasi, yang menjalankan usaha di bidang pelayanan dan pemberian konsultasi jasa komputer, pengembangan sarana teknologi informasi dan perdagangan umum terutama bisnis di sektor perbankan.

         PT SSI Mataram melayani jasa pengisian uang tunai di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank BNI 1946 selaku salah satu mitra usahanya, dan saat itu kantor SSI Mataram tengah mengamankan uang tunai sebesar Rp18 miliar yang hendak disebar di puluhan ATM BNI di Pulau Lombok. 

    Polisi sempat melumpuhkan dua dari lima orang kawanan perampok itu dengan timah panas di kaki, hingga berhasil membekuk semua kawanan perampok itu.   

     Kawanan perampok berjumlah lima orang dan teridentifikasi sebagai Made Sarmiana (45) warga BTN Sweta Cakranegara, Supinah (46) warga Tanjung Karang Mataram, Suwaryono (30) warga Karang Tapen Cakranegara, Sirut (45) warga Dasan Dare, Praya, Lombok Tengah, dan Rahman (50) warga Karang Bate, Cakranegara.     

    Bilal juga mengatakan bahwa kawanan perampok yang menyekapnya itu masuk ke dalam kantor melewati pintu samping dengan cara merusak paksa kunci pintu.  

    "Saya tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka membawa golok panjang dan mengancam akan menghabisi saya. Untung Pak Polisi cepat datang," ujarnya.

         Kapolsek Mataram, AKP Arief Yuswanto, mengatakan, Bilal merupakan saksi kunci kasus percobaan perampokan miliaran rupiah itu karena hanya dia yang menjalankan tugas sebagai satpam pada malam itu.

         "Dia (Bilal) diperiksa intensif, jangan-jangan ikut terlibat dalam rencana perampokan miliaran rupiah itu, karena banyak mengetahui kronologis perampokan itu tetapi mengaku disekap perampok," ujarnya.

         Kini Bilal dan kelima kawanan perampok itu masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Mataram.

         Polisi juga mengamankan seperangkat alat bantu perampokan berupa satu unit mobil Xenia nomor polisi palsu DR1126 AJ (semestinya DR 1605 AJ), tiga bilah golok panjang, satu set obeng elektronik dan satu set kunci palsu.      

    Para kawanan perampok itu pun mengakui perbuatannya ketika ditanya wartawan, termasuk Made Sarmiana selaku koordinator aksi perampokan.

         "Saya merampok karena terbelit hutang," ujar Made yang mengaku sebagai staf "costumer care" PT Telkom Mataram," dengan nada  menyesal.   (*)