"Gundala" sebagai tolok ukur kesuksesan film superhero

id superhero

"Gundala" sebagai tolok ukur kesuksesan film superhero

Relawan berkostum superhero Spiderman dan IronMan menghibur pengendara yang melintasi jalur Nagrek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/6/2019). Kepolisian Jawa Barat mengerahkan relawan berkostum superhero guna menghibur pengendara yang terkena kemacetan akibat kepadatan kendaraan maupun saat buka tutup jalur pada arus balik 2019. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/pras.

Mataram (ANTARA) - Industri perfilman Indonesia semakin menunjukkan kekuatannya, karya-karya sineas anak bangsa pun tak sedikit yang mendapat pengakuan dari luar negeri, salah satunya adalah "Gundala" yang berhasil masuk dalam ajang Toronto International Film Festival 2019 dan menjadi angin segar untuk perfilman Tanah Air.

Hadirnya "Gundala" dalam festival film dunia bisa dibilang yang pertama kalinya bagi perfilman Indonesia dengan latar belakang cerita superhero, tentu hal tersebut akan menjadi sebuah gerbang pembuka bagi film lain khususnya dengan tema serupa.

Artinya, secara kualitas Indonesia mulai mampu bersaing dengan film-film luar, meski perlu proses untuk menandingi superhero Marvel.

Baca juga: Menanti sambaran Gundala si Putra Petir

Peluang film Indonesia di kancah internasional

Production Manager BumiLangit Studios, perusahaan yang menaungi "Gundala", Imansyah Lubis, percaya bahwa pahlawan lokal Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menuju Hollywood.

Dengan diterimanya "Gundala" di festival film internasional, hal ini akan menjadi pemantik bagi superhero lain untuk melakukan kesuksesan yang sama.

Menurut Imansyah, di Indonesia sesama pemilik IP (Intellectual Property atau karya) saling mendukung dan bukan menjadikan pesaing.

"Enggak ada yang langsung memang (menandingi Marvel), masih terlalu dini kalau bilang bisa menyaingi pendapatan "Avengers: Endgame", tapi kita sudah berusaha bikin film sebaik-baiknya. Semoga "Gundala" disukai dan ini baru awalnya," kata Imansyah kepada Antara belum lama di Jakarta.

Baca juga: "Gundala" tembus Festival Film Internasional Toronto 2019

Indonesia memiliki beberapa film yang kualitasnya diakui oleh dunia internasional seperti "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak" yang meraih banyak apresiasi di festival film dunia seperti Cannes Film Festival pada 2017 dan Festival International de Films de Femmes de Créteil 2018.

Film arahan Mouly Surya ini juga meraih penghargaan Asian World Film Festival (AWFF) 2018 yang berlangsung di Culver City, California, AS dan mewakili Indonesia di Academy Awards 2019 untuk kategori Best Foreign Languange.

Karya sineas Tanah Air yang juga mendapat respon positif dunia internasional adalah "The Night Comes For Us" yang disutradarai oleh Timo Tjahjanto. Film ini merupakan film Indonesia pertama yang masuk Netflix. Belum lagi ulasan positif dalam world premiere di Fantastic Festival 2018.