Wiranto sebut teror ular di asrama Papua Surabaya merupakan upaya provokasi

id Wiranto, teror ular, asrama mahasiswa Papua, Surabaya, upaya provokasi

Wiranto sebut teror ular di asrama Papua Surabaya merupakan upaya provokasi

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Jenderal TNI (Purnawirawan) Wiranto. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Jenderal TNI (Purnawirawan) Wiranto menyebutkan, aksi teror karung berisi ular yang dilempar ke asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, Senin, sebagai upaya provokatif dan ingin mengadu domba sesama anak bangsa.

"Upaya provokatif dan adu domba itu akan terus dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak suka terhadap situasi dan kondisi Papua dan Papua Barat kondusif," kata Wiranto saat jumpa pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Senin.

Wiranto meminta masyarakat tidak percaya atas isu teror ular di asrama mahasiswa Papua, di Surabaya, Jawa Timur karena isu-isu provokatif itu tidak perlu didengarkan. "Yang ada malah ada aparat keamanan dipentungi, dipukuli oleh adik-adik kita Papua, tapi sedang sementara kita usut, kita tuntaskan," ujarnya.

Juga baca: Papua Terkini - Polda Jatim: Jangan terprovokasi teror ular di AMP

Juga baca: Pejabat Surabaya sesalkan pelemparan ular ke Asrama Mahasiswa Papua

Juga baca: Polda tetapkan "youtuber" tersangka baru kasus Asrama Mahasiswa Papua

Dalam kesempatan itu, Wiranto mengaku telah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo untuk mengevaluasi keberadaan Asrama bagi pelajar atau mahasiswa, khususnya di Pulau Jawa.

Ia meminta Tjahjo mengimbau sejumlah kepala daerah bekerja sama untuk membuat asrama gabungan yang dinamakan asrama nusantara. "Asrama nusantara itu dilakukan untuk menghindari eksklusivitas pelajar atau mahasiswa dari daerah tertentu," kata Wiranto.

Ia menegaskan tidak boleh ada pelajar atau mahasiswa yang merasa eksklusif karena bertolak belakang dengan ikrar Sumpah Pemuda. "Tidak boleh ada lagi eksklusivitas antar sesama pelajar atau mahasiswa. Kita ini warga negara Indonesia," katanya.