Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Djohermansyah Djohan mengatakan kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin harus bijak membuat kebijakan soal larangan ASN bercadar dan celana cingkrang.
"Jangan main pikir semalam langsung bikin Permen bikin apa gitu, harus ada 'testing the water' dulu lah, cek dulu publik, jangan langsung tanda tangani SK," kata Djohermansyah Djohan di sela kegiatan diskusi "Meracik Pegawai Negeri Super" di Jakarta, Sabtu.
Djohermansyah mengingat kabinet jangan tergesa-gesa memutuskan sesuatu demi menunjukkan kinerja mereka sebagai menteri yang telah dipercayakan oleh Presiden Joko Widodo.
"Mungkin ini masih 'honeymoon' lah ya kan, jadi menteri baru, pas ingat langsung wujudkan dalam kebijakan," kata dia.
Menurut Djohermansyah, tidak ada salahnya ASN menggunakan cadar atau celana cingkrang selama mereka menunjukkan kinerja mereka dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban.
Kemudian, pola kerja saat ini lanjutnya sudah mulai berubah, yaitu dengan pola mengakomodasi gaya hidup pekerja guna meningkatkan kinerja.
Hal itu terlihat dari kantor maupun korporasi belakangan ini memberikan kebebasan pekerjanya untuk menerapkan gaya hidup mereka dalam dunia kerja.
"Kita lihat korporasi, anak muda milenial itu bajunya kaos saja, kasual, sepeda brompton. Dunia sekarang makin membuka ruang untuk berpakaian kasual, yang nyaman bagi pekerja, kalau nyamannya cingkrang itu yang cocok, 'what's wrong'," kata Djohermansyah.
Wacana pelarangan penggunaan hijab, cadar atau celana cingkrang perlu dipertimbangkan karena bisa saja membuat pegawai menjadi tidak nyaman, sehingga membuat mereka jadi tidak optimal dalam bekerja.
"Bukan di situ caranya kita mengatur pegawai, itu membuat pegawai tidak nyaman. Memang negara tanpa pegawai yang mendukungnya bisa menggerakkan roda pemerintahan?," ujarnya.
Berita Terkait
Larangan cadar bagi ASN, Tjahjo: sejauh ini belum dibahas
Kamis, 31 Oktober 2019 17:07
Soal larangan bercadar, Wapres Ma'ruf: itu untuk penegakkan disiplin
Jumat, 1 November 2019 18:40
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14