Jakarta (ANTARA) - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengecam tindakan kekerasan berujung maut atau tewasnya seorang saksi yang terjadi pada proses Pilkada 2024 di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Minggu (17/11).
Wakil Ketua Harian DPP PKB Nadya Alfi Roihana mengatakan peristiwa itu menjadi perhatian serius internal partainya karena mengakibatkan tewasnya seorang saksi dari pasangan calon bupati-wakil bupati Sampang Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimat Sakteh) bernama Jimmy Sugito Putra setelah dikeroyok sekelompok orang bersenjata celurit.
"Kekerasan ini tidak hanya melukai nilai-nilai demokrasi, tetapi juga merusak tatanan kehidupan bermasyarakat yang seharusnya dilandasi perdamaian dan persatuan," kata Nadya dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan PKB mengutuk keras segala bentuk kekerasan, terutama yang terjadi dalam konteks demokrasi.
Menurut dia, sebagai salah satu pilar utama demokrasi, pilkada merupakan ajang bagi rakyat untuk menyuarakan aspirasi politiknya secara damai dan bermartabat.
Oleh sebab itu, Nadya mengingatkan bahwa pilkada harus tetap menjadi pesta demokrasi yang menggembirakan, bukan menjadi alasan untuk saling menyerang.
Ia menegaskan fanatisme buta terhadap salah satu pasangan calon tidak boleh terjadi sehingga berujung mengorbankan kedamaian dan kerukunan yang telah dibangun bersama.
Nadya menambahkan perbedaan pilihan adalah hal yang wajar dalam demokrasi, namun tidak boleh berujung pada permusuhan atau kekerasan.
"Segala bentuk kekerasan hanya akan menciptakan luka sosial yang mendalam di masyarakat. Terlebih perpecahan yang ditimbulkan oleh konflik semacam ini," ujar dia.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sampang AKP Safril Selfianto dalam keterangannya mengatakan aparat kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara di Desa Ketapang Laok dan mengumpulkan alat bukti serta meminta keterangan sejumlah orang.
Ketua Tim Pemenangan Pasangan Calon Jimat Sakteh, Surya Noviantoro, Minggu (17/11) malan, menduga kasus pengeroyokan oleh sekelompok orang terhadap korban karena motif politik.
Insiden berdarah itu terjadi setelah calon bupati Slamet Junaidi berkunjung ke salah satu tokoh agama di Ketapang dan sempat diadang massa bersenjata celurit, tetapi berhasil lolos melalui jalan lain.
Selanjutnya para pengadang masuk ke area lokasi yang dikunjungi Slamet Junaidi. Sejumlah orang itu sempat cekcok mulut hingga akhirnya terjadi penganiayaan terhadap sejumlah orang, salah satunya korban Jimmy Sugito yang meninggal dunia.
Baca juga: Komnas Perempuan Kampanyekan JITU di Pilkada Serentak
Baca juga: Kekerasan berbasis gender potensial meningkat di Pilkada
Berita Terkait
peserta Pilkada 2024 diminta tidak berikan pernyataan seksis
Jumat, 8 November 2024 6:26
Kekerasan berbasis gender potensial meningkat di Pilkada
Selasa, 25 Juni 2024 5:41
Kapolres sebutkan pesta miras di Bima berujung maut
Minggu, 12 Juni 2022 18:48
Kecelakaan maut di Lombok Tengah, satu orang tewas dan mobil minibus dibakar massa
Sabtu, 23 Desember 2023 23:45
Banjir di Bima: satu orang tewas dan dua terluka
Senin, 3 April 2023 21:06
Empat orang penambang emas tewas dalam satu lubang di Sumbawa
Rabu, 6 Oktober 2021 18:22
Satu tewas akibat perkelahian anak di bawah umur, delapan orang ditangkap
Selasa, 18 Agustus 2020 9:30
Mahasiswi tabrak dua orang hingga tewas dan satu luka
Kamis, 16 Juli 2020 10:39