Mataram (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengapresiasi komitmen Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) serta segenap “stakeholder” (para pemangku kepentingan) Ormas Islam yang kini sudah berusia lebih dari satu abad itu dalam memajukan umat di bidang pendidikan.
Ketika menerima audiensi pimpinan Majelis Amanah dan Majelis Fatwa serta PBMA di Jakarta, Selasa, Menag juga menyatakan, sebagai bagian dari keluarga besar Mathla’ul Anwar, pihaknya merasa bersyukur dan bangga terhadap kiprah Ormas tersebut dalam turut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Terkait audiensi dengan Menag itu sendiri, peserta yang hadir dari Mathla’ul Anwar antara lain Ketua Majelis Amanah KH Irsyad Djuwaeli, Ketua Majelis Fatwa KH Abdul Wahid Sahari, Wakil Ketua Majelis Fatwa KH Tengku Zulkarnaen serta Ketua Umum PBMA KH Sadeli Karim dan Sekjen Oke Setiadi.
Sementara itu pejabat Kemenag yang mendampingi Menag adalah Direktur Wakaf Fuad Nazar, Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Imam Syafei, Sekretaris Ditjen Bimas Islam Tarmizi Tohor, dan Sekretaris Menteri Agama Khoirul Huda Basyir.
Menag lebih lanjut menjelaskan, dalam upaya meningkatkan sinergi dan kolaborasi Mathla’ul Anwar dengan Kemenag untuk memajukan bidang pendidikan, tim teknis kedua pihak nantinya harus melakukan pertemuan-pertemuan sesuai skala prioritas.
“Intinya, saya mendukung Mathla’ul Anwar dan semua Ormas yang berkiprah di bidang pendidikan,” kata Menteri Agama yang juga anggota Majelis Amanah Mathla’ul Anwar itu.
Ia juga menegaskan, semua Ormas keagamaan perlu mengedepankan arti pentingnya moderasi beragama untuk menghindari berkembangnya sikap intoleransi dan radikalisme di tengah masyarakat.
Sebelumnya, Ketua Umum PBMA menjelaskan, Mathla’ul Anwar yang kini memiliki pengurus wilayah di 30 provinsi serta ribuan madrasah di seluruh Indonesia menyambut baik serta siap menyukseskan program Menag dalam membangun keharmonisan antar umat beragama serta dalam memberantas radikalisme.
KH Sadeli Karim juga menjelaskan program prioritas Ormas Mathla’ul Anwar di bidang pendidikan dan ekonomi serta dalam bidang organisasi, kaderisasi, dan keangotaan (OKK).
Mathla'ul Anwar itu sendiri didirikan pada 10 Ramadhan 1334 Hijriah atau 10 Juli 1916 oleh KH E Mohammad Yasin, KH Tb Mohammad Sholeh, dan KH Mas Abdurrahman serta dibantu oleh sejumlah ulama di daerah Menes, Kabupaten Pandeglang.
Ormas tersebut didirikan berselang empat tahun setelah berdirinya Muhammadiyah serta sepuluh tahun lebih awal dibanding NU. Muhammadiyah dirikan pada 18 Nopember 1912 di Yogyakarta oleh KH Ahmad Dahlan dan NU pada 31 Januari 1926 di Surabaya oleh KH Hasyim Asyari.
Berita Terkait
Kemenag komitmen bentuk direktorat pesantren
Kamis, 14 November 2024 20:14
Menag tekankan jajarannya tak berperilaku koruptif
Rabu, 13 November 2024 6:38
Menag paparkan dua tantangan dihadapi para tokoh agama
Selasa, 12 November 2024 4:34
Menag harap Mudzakarah hasilkan rekomendasi
Jumat, 8 November 2024 6:51
Kerukunan umat beragama bisa ditularkan ke luar negeri
Rabu, 6 November 2024 20:13
Institute for Humanitarian hadir untuk tebarkan nilai kemanusiaan
Selasa, 5 November 2024 7:04
Indonesia bersama 43 negara berbagi pengalaman kelola Ziswaf
Sabtu, 2 November 2024 5:20
Menag: Perampingan jadikan Kementerian Agama lebih profesional
Senin, 28 Oktober 2024 17:01