Mataram (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPR menyoroti tumpukan sampah di sekitar area kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram yang letaknya berdekatan dengan gudang penyimpanan beras Bulog Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Pimpinan bersama anggota Komisi IV DPR melihat langsung kondisi dan bau tidak sedap yang masuk hingga ke gudang penyimpanan beras ketika melakukan kunjungan kerja, pada Selasa (3/3).
Hadir menerima kunjungan para wakil rakyat di tingkat pusat tersebut jajaran Bulog Divre NTB, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Muhammad Nazarudin Fikri.
Ketua Komisi IV DPR Sudin langsung mempertanyakan tidak adanya langkah konkrit dari Pemerintah Kota Mataram dalam menyelesaikan persoalan sampah dan menjadikan kantor Lingkungan Hidup Kota Mataram sebagai tempat pembuangan sementara (TPS).
Padahal, di dekat kantor Lingkungan Hidup Mataram, terdapat gudang penyimpanan puluhan ribu ton beras milik Bulog untuk memenuhi kebutuhan masyarakat se-Pulau Lombok.
"Ini menjadi masalah serius. Sebab, bahan pokok bagi masyarakat NTB tersimpan di dekat tumpukan sampah. Pemerintah Kota Mataram semestinya punya solusi untuk memindahkan sampah tersebut," kata Sudin di hadapan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Mataram, Muhammad Nazarudin Fikri.
Hal yang sama juga disampaikan anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PAN H Syafrudin. Menurut dia, tidak semestinya Pemerintah Kota Mataram menjadikan TPS berdekatan langsung dengan gudang penyimpanan beras yang menjadi hajat hidup orang banyak.
Oleh sebab itu, anggota DPR dari Daerah Pemilihan NTB 2 (Pulau Sumbawa) itu meminta Pemerintah Kota Mataram segera mencarikan solusi dan tidak lagi menjadikan kantor Lingkungan Hidup Mataram sebagai TPS.
"Kita minta relokasi sampah-sampah yang menumpuk itu segera dilakukan. Sebab, dekat sekali dengan beras yang dikonsumsi masyarakat NTB," ujarnya.
Selain mengingatkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Anggota Komisi IV DPR juga meminta tempat pembuangan sampah sementara di samping gudang Bulog Cakranegara II tersebut dipasangi garis polisi (police line) agar tidak ada lagi pembuangan sampah di tempat tersebut.
"Tumpukan sampah ini berbahaya karena menimbulkan bau yang menyengat. Kondisi tersebut bisa saja menyebabkan timbulnya virus dan bakteri dari tumpukan sampah. Itu berpotensi merusak kualitas dan kesehatan beras yang tersimpan di gudang Bulog. Dan itu jauh lebih berbahaya dari virus corona bagi masyarakat NTB," kata Syafirudin.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram Muhammad Nazarudin Fikri mengaku untuk sementara ini hanya bisa mengangkut atau memindahkan sampah tersebut ke TPA Kebon Kongok secara bertahap.
"Kami belum bisa merelokasi semua sampah ke tempat lain karena belum ada tempat dan membutuhkan anggaran. Di samping itu juga, kami masih kekurangan armada untuk mengangkut sampah setiap harinya," ucap Fikri.
Berita Terkait
Pemprov NTB mendukung revisi HPP jagung jadi Rp5.000
Selasa, 23 April 2024 4:34
Ratusan warga Mataram serbu beras murah SPHP
Selasa, 27 Februari 2024 15:48
Jelang Ramadhan, Pemkab Lombok Tengah siapkan operasi pasar tekan kenaikan harga beras
Kamis, 22 Februari 2024 15:37
Tekan kenaikan harga, Beras SPHP Bulog di Lombok Tengah mulai disalurkan
Kamis, 22 Februari 2024 15:34
Ribuan warga Lombok Tengah terima bantuan pangan beras
Selasa, 30 Januari 2024 14:23
DKP Kota Mataram usulkan pengeluaran beras cadangan pangan
Jumat, 12 Januari 2024 16:46
Bulog: 502.476 keluarga di NTB dapat beras gratis
Rabu, 10 Januari 2024 15:55
Sebanyak 502.476 keluarga di NTB dapat beras gratis selama enam bulan
Rabu, 10 Januari 2024 13:24