Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyiapkan skenario untuk membangun rumah sakit darurat untuk menangani para pasien penyakit virus corona jenis baru atau COVID-19.
"Rumah sakit khusus, kita sudah ada skenario untuk itu, bila mana terjadi yang tidak di inginkan, misalkan jumlah pasien terus bertambah dan rumah sakit full. Tapi nauzubillah minzalik mudah-mudahan tidak terjadi ya," kata Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Nurhandini Eka Dewi di Mataram, Sabtu.
Baca juga: Asyik! penghasilan ASN Pemkab Sumbawa Barat naik hingga 200 persen, ini rincian kenaikannya
Menurutnya, rencana pembangunan rumah sakit darurat COVID-19 tersebut akan menggunakan rumah sakit yang sudah ada. Hanya saja, modelnya akan dirubah dari rumah sakit yang tadinya biasa menjadi rumah sakit khusus untuk penanganan COVID-19.
"Saat ini kita sedang berproses, terutama dengan pemilik rumah sakit. Cuman kita belum sebutkan dulu. Tapi yang jelas kita rubah ini rumah sakit milik pemerintah," terangnya.
Provinsi NTB sendiri sudah menetapkan empat rumah sakit milik pemerintah daerah sebagai rumah sakit rujukan penanganan COVID-19. Di antaranya RSUD Provinsi NTB di Kota Mataram, RSUD Dr R Soedjono Selong, Lombok Timur, Rumah Sakit HL Manambai Abdulkadir di Kabupaten Sumbawa dan Rumah Sakit Umum Bima di Kota Bima.
Sementara, untuk anggaran pembangunan rumah sakit khusus COVID-19, sebut Dokter Eka sapaan akrabnya, diambil dari alokasi anggaran yang kini tengah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB untuk penanganan COVID-19 sebesar Rp25 miliar.
"Kita sedang menghitung berdasarkan surat keputusan (SK) Gubernur NTB yang menetapkan siaga darurat bencana non alam covid-19 sampai dengan Juli 2020. Dengan sampai Juli itu, angka coba kita siapkan antara Rp20 miliar sampai Rp25 miliar," jelasnya.
Anggaran sebesar itu, kata Eka, nantinya digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional, misalnya membeli alat pelindung diri (APD), membeli reagen, peralatan rumah sakit, tempat tidur bila mana terjadi ada penambahan COVID-19, membiayai pelatihan-pelatihan tenaga medis. Termasuk, membiayai pembangunan rumah sakit khusus COVID-19.
"Anggaran itu untuk operasional, membeli membeli alat-alat yang tidak punyak atau kurang atau alat yang di isolasi tidak kemana-mana. Misalkan rumah sakit menambah tempat tidur di ruang isolasi kan itu alat, karena kalau sudah di ruag isolasi gak boleh keluar alatnya," jelasnya.
Menurut Eka, anggaran COVID-19 itu diambil dari anggaran Dinas Kesehatan (Dikes) NTB dan rumah sakit milik pemerintah daerah. Diharapkan dana tersebut nanti bisa membantu penangangan COVID-19 di NTB.
"Dananya sudah ada sebetulnya di Dikes. Cuman anggaran yang tadinya untuk yang lain, kita alihkan sementara untuk penanganan virus corona," ucap mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah itu.
Eka menambahkan, meski nantinya anggaran sebesar Rp25 miliar itu disetujui oleh Pemprov NTB, tetap saja anggaran itu masih kurang.
"Sebetulnya dana itu masih kurang, nah kurangnya kita belum tahu dan carik dimana sehingga sewaktu-waktu terjadi kita bisa mengatasi dengan cepat," katanya.
Berita Terkait
Kasus COVID-19 di Arab Saudi bertambah 1.912 kasus
Senin, 11 Mei 2020 14:15
Wagub menyampaikan penanganan COVID-19 di DPRD NTB
Senin, 20 April 2020 21:58
Balita berusia 2 tahun di NTB jadi pasien positif Corona
Minggu, 12 April 2020 8:07
Kabupaten kota diminta tegas soal aturan pencegahan COVID-19
Sabtu, 11 April 2020 8:28
4 PDP di Lombok Timur dinyatakan negatif COVID-19
Jumat, 10 April 2020 19:43
Pemprov NTB sediakan jutaan masker untuk mencegah COVID-19
Senin, 6 April 2020 22:50
NTB alokasikan Rp80 miliar untuk warga miskin mengatasi dampak COVID-19
Minggu, 5 April 2020 21:18
Paripurna DPRD NTB terkait LKPJ Gubernur terapkan physical distancing
Jumat, 3 April 2020 20:08