UNDP bantu bangun saluran kawasan mata air Lokok Greneng Lombok Utara

id UNDP,Sambik Elen,Lombok Utara

UNDP bantu bangun saluran kawasan mata air Lokok Greneng Lombok Utara

Bupati Lombok Utara H Najmul Akhyar. (Foto Humaspro KLU)

Mataram (ANTARA) - Bupati Lombok Utara H Najmul Akhyar, didampingi Penjabat Sekretaris Daerah, H Raden Nurjati, meletakkan batu pertama pembangunan infrastruktur jaringan air bersih kawasan Birisan Nangka Mata Air Lokok Greneng Idup, Dusun Pademare, Desa Sambik Elen, Jumat (21/8). 

Program dukungan terhadap rekonstruksi infrastruktur tersebut bertujuan untuk pemulihan livelihood (sumber penghidupan berkelanjutan) di Kabupaten Lombok Utara (KLU), NTB. 

Najmul mengatakan sejumlah unsur dan masyarakat telah melaksanakan sesuatu yang memiliki nilai sejarah bagi anak cucu dan generasi masa depan. 

"Apa yang kita lakukan sekarang, bukan hanya kepentingan kita saja, tetapi juga kepentingan anak cucu kita di masa-masa yang akan datang. Ada tiga hal yang dianggap masyarakat sebagai kebutuhan utama yaitu, air, listrik dan jalan. Inilah sebetulnya tugas pemerintah mewujudkannya," katanya.

Menurut dia, air penting bagi manusia lantaran berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari. 

"Kita harus berterima kasih kepada bapak/ibu dari UNDP dan mitranya, karena proyek ini bisa terlaksana," ujarnya. 

Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, kata Najmul, menyambut gembira peletakan batu pertama proyek air bersih tersebut. Sembari berharap proyek infrastruktur dasar itu dapat terselesaikan dalam waktu singkat, sehingga kemanfaatannya bisa dinikmati oleh masyarakat Desa Sambik Elen secepatnya. 

Saat ini, lanjut dia, Desa Sambik Elen cukup potensial karena didukung jalan yang sudah bagus.

"Jalan ini sangat diinginkan oleh masyarakat. Alhamdullah sudah bagus sekarang dilengkapi dengan sarana air bersih. Suatu saat jika di sini kita jadikan pos pendakian, maka ini terobosan tepat. Mari kita coba terus berikhtiar untuk membangun Lombok Utara khususnya di Desa Sambik Elen ini," ucap bupati.

"Tadi saya mendengar masyarakat menerima air secara gratis, maka harus ada sumber pembiayaan dari ADD atau Dana Desa (DD). Menurut saya kegagalan kita melakukan pengelolaan air, karena tidak terkontrol," ucap orang nomor satu di KLU itu menambahkan

Najmul juga menyarankan kalau air tersebut digratiskan kepada masyarakat, maka perlu ada sumber pembiayaan. Paling tidak, katanya, perlu ditentukan batas maksimal penggunaan air secara gratis. 

Misalnya, batas maksimal penggunaan air 10 liter per hari. Jika penggunaan perhari lebih dari takaran itu, pengguna membayar sejumlah kelebihan yang digunakan.

Ia juga menjelaskan pemerintah KLU, terus berikhtiar menyelesaikan pembangunan yang belum terselesaikan dengan maksimal, sesuai kemampuan pemda. 

Najmul mengakui bahwa pihaknya tentu tidak sempurna seraya mengajak semua pihak mengomunikasikannya dengan baik. 

Terlebih lagi, saat ini momentum menjelang pilkada, ia mengajak semua elemen agar cerdas menerima informasi yang disampaikan oleh siapa pun.

"Mari kita jadi orang yang pandai bersyukur, karena dibantu pemerintah untuk membangunkan kita rumah. Harapan tyang (baca: saya) ada dua. Pertama, pembangunan sarana air bersih ini tepat waktu. Kedua, rawat dengan baik sarana air ini sehingga bisa dimanfaatkan oleh anak-anak kita pada masa mendatang," katanya.

Dalam kesempatan itu, perwakilan Paluma mitra UNDP, Drs Nanang Priana menjelaskan, program Paluma kemitraan UNDP di Desa Sambik Elen berupa kontruksi infrastruktur untuk kemaslahatan atau perbaikan penghidupan berkelanjutan.

Menurut Nanang, ada empat komponen jenis kegiatan UNDP di KLU, yaitu komponen infrastruktur dengan membangun jaringan air bersih dari Lokok Greneng sepanjang dua kilometer, pendampingan ekonomi produktif seperti kelompok-kelompok masyarakat terutama pengelolan pertanian, pengurangan resiko bencana dengan mendorong masyarakat senantiasa mengingat prosedur kesehatan, serta pemberdayaan kelompok penyandang disabilitas.

"Mewakili teman-teman Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan dan Desa Genggelang Kecamatan Gangga khusus kelompok penjahit  menyampaikan terima kasih kepada Pemda Lombok Utara, karena diberikan kesempatan membuat masker untuk gugus Covid-19 Lombok Utara," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Desa Sambik Elen Muhammad Katur menginformasikan bahwa sumber Mata Air Lokok Greneng berasal dari Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Pemdes Sambik Elen, kata Katur, sudah bersurat kepada Pengelola TNGR.

"Insya Allah air ini akan dinikmati oleh 3 sampai 4 dusun. Kami juga mohon sistem pengelolan sumber mata air perlu sistem yang baku agar dapat meningkat tata kelola dan sasarannya. Saya menawarkan seperti PDAM Desa. Selama ini kami sudah keliling di lima sumber mata air yang ada di wilayah Desa Sambik Elen maupun wilayah TNGR. Insya Allah mencukupi," jelasnya.

Katur menyebutkan, saat ini pengelolaan sumber mata air Lokok Greneng masih manual sehingga perlu ditingkatkan sistem pengelolaannya. Diinformasikan juga oleh kades dua periode itu, bahwa khusus untuk masyarakat Desa Sambik Elen berobat ke dokter gratis atau tidak berbayar. 

"Akan tetapi lewat kesempatam ini saya imbau masyarakat supaya kita bersama-sama memelihara dan melindungi sumber mata air ini khususnya yang di desa kita," imbau Kades Sambik Elen itu.

Katur juga menekankan jika ada perbuatan penebangan pohon oleh oknum tertentu hendaknya saling bekerja sama melakukan pencegahan.

"Supaya mata air kita ini tetap terlindungi, begitu juga keamanan, mari kita saling jaga. Kami dari Pemdes akan terus mencari dan mengelola sumber-sumber mata air yang ada guna kemaslahatan masyarakat Desa Sambik Elen," tuturnya.