Mataram (ANTARA) - Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Teknologi Kementerian Riset dan Teknologi Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek BRIN) Danang Rizki Ginanjar, dan Staf Khusus Bidang Mitra Luar Negeri dan Perguruan Tinggi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Dodi Pranata Wijaya, mengunjung petani madu trigona binaan LPPM Universitas Mataram, di Desa Salut, Kabupaten Lombok Utara (KLU), Nusa Tenggara Barat, Senin (12/10).
Kedatangan rombongan kementerian itu disambut langsung Plt Bupati Lombok Utara H Syarifudin, didampingi oleh Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Hermanto, Kepala Bappeda Heryanto, dan Kepala Desa Salut Bahrudin.
Plt Bupati Lombok Utara H Sarifudin, mengatakan kedatangan stafsus kementerian memotivasi masyarakat desa dalam mengembangkan produk unggulan madu trigona. Lebih lanjut dikatakannya, madu tigona menjadi produk unggulan budidaya pada aspek pertanian dan peternakan.
"Dulu pernah kita didampingi juga oleh NGO dalam pengembangan ini. Kedepannya, desa-desa lain bisa dikembangkan pula Madu Trigona sehingga dapat kita jadikan produk unggulan," katanya.
Plt Bupati Lombok Utara itu menyampaikan langkah yang dilakukan pemda, bukan hanya kali ini tetapi sudah berjalan hampir dua tahun. Kelompok itu awalnya dilakukan secara swadaya, bukan hanya di Desa Salut saja, tetapi di Desa Sukadana, dan Mumbul Sari.
Menjawab pertanyaan awak media, terkait hasil madu biasanya dipasarkan kemana? Plt Bupati mengatakan, untuk saat ini kelompok menjualnya dengan cara biasa. Karena permintaan banyak, dan mungkin kedepan dengan produksi yang besar harus betul-betul disiapkan pasar dengan matang.
Pada kesempatan itu, Plt Bupati yang juga Wakil Bupati Lombok Utara itu berharap pemerintah pusat dan provinsi memberikan perhatian khusus kepada Lombok Utara. Mengingat usia KLU baru 12 tahun, untuk mengejar ketertinggalan dengan kabupaten lain.
Sementara itu, Stafsus Bidang Komunikasi dan Teknologi Kemenristek BRIN Dadang Rizki Ginanjar mengatakan jika dirinya bersama Stafsus Kemendes PDTT menginisiasi sebuah program yang baru saja di-launching pada bulan Agustus silam yaitu Program Desa Berinovasi.
"Desa Salut merupakan desa awal yang kami kunjungi. Kita ingin Desa Berinovasi membawa teknologi, kita ingin membawa terapan ilmiah. Bagaimana akademisi tidak hanya belajar dengan buku tapi belajar bareng dengan masyarakat di lapangan. Tripoholic, ada pemerintah, akademisi dan dunia bisnis," katanya.
Lebih lanjut, ie mengatakan, saat ini di dunia, madu yang paling terkenal madu New Zealand yaitu Manuka Honey. Tetapi menurutnya, setelah diuji kandungannya masih lebih bagus Madu Trigona Lombok.
Oleh karena itu, bagaimana cara mengemas supaya berkompetisi dengan madu New Zealand, mulai dari kualitas Packaging dan kuantitasnya sehingga nanti bisa menghasilkan 24 ton bahkan dua kali lipat. Pada akhirnya bisa menyejahterakan masyarakat dan bisa mengekspor Madu Trigona Lombok ke luar negeri.
Di sela-sela kunjungannya, Stafsus Kemenristek BRIN menjawab pertanyaan awak media, apa yang bisa diterapkan di KLU. Dirinya mengatakan, perlu pembinaan swadaya masyarakat. Menurutnya, dengan adanya swadaya bekerja bisa menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan membuka pasar. Contohnya madu Lombok baik dari segi mutu.
"Kami di kementerian membuat inovasi desa yang di-launching pada tanggal 20 Agustus kemarin. Bagaimana teknologi bisa tepat guna di desa-desa seluruh Indonesia," terangnya
Dengan adanya swadaya masyarakat multipihak di Desa Salut maka menjadikan Desa Salut sebagai percontohan untuk Desa Berinovasi. Nantinya madu di Lombok bisa dikonsumsi secara nasional bahkan internasional.
"Prospeknya saat ini sudah 5,9 ton per siklus, hampir 24 ton dalam setahun. Kalau kita perbanyak dengan teknologi, maka kita yakin madu di Desa Salut ini branding tropis madu ala Indonesia," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Stafsus Bidang Mitra Luar Negeri dan Perguruan Tinggi Kemendes PDTT Dodi Pranata Wijaya, menyampaikan harapannya semoga Desa Salut menjadi salah satu desa binaan pilihan dari Program Desa Berinovasi, program
dari Kemenristek BRIN dan Kemendes PDTT.
Pihaknya menyampaikan, dalam waktu dekat menteri akan berbicara testimoni desa-desa di Indonesia pada kancah international. Menurutnya, pada kesempatan kali ini, pihaknya hadir sebagai tim asesmen Desa Berinovasi. Desa Salut sebagai desa binaan dalam pemberdayaan program.
"Kita berharap pada tahun 2021, madu trigona bukan hanya terkenal di nasional saja tetapi di kancah internasional," harapnya.
Dalam kesempatan itu, pihak LPPM Mataram mewakili Ketua LPPM Unram Prof Muliartha menyampaikan bahwa Desa Salut nantinya menjadi percontohan desa yang dikembangkan sebagai Desa Wisata Trigona. Ada pula binaan terkait kopi, gula merah, yang hampir menghasilkan 10 ton per bulan. Ada pula black garlic sudah diekspor ke luar negeri.