MEREKA BICARA 73 TAHUN ANTARA

id



Edy M. Ya`kub

Surabaya (ANTARA) - Ada banyak asa menyertai usia 73 tahun Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA pada 13 Desember 2010.

Adalah mantan Menkominfo Mohammad Nuh yang menilai Perum LKBN ANTARA harus memperhatikan teknologi media, ideologi negara, dan kesejahteraan karyawan pada usia yang ke-73 tahun.

"Saya melihat tiga hal itu yang penting untuk diperhatikan manajemen ANTARA secara terus menerus agar ANTARA mampu bangkit," katanya kepada ANTARA di Surabaya (12/12).

Di sela-sela peresmian Taman Bacaan Masyarakat (TBM) milik Pesantren Putri NU Surabaya di kompleks Rumah Sakit Islam (RSI) Wonokromo, Surabaya, ia menyarankan ANTARA untuk mengikuti tren media.

"ANTARA harus mengikuti tren media dengan teknologi multimedia yang ada. Kalau tren itu diikuti, saya kira ANTARA akan tetap diperhitungkan," kata mantan Rektor ITS Surabaya itu.

Menurut M. Nuh yang kini Mendiknas, hal yang juga penting diperhatikan ANTARA adalah ideologi negara, karena itu ANTARA hendaknya tidak mementingkan pertimbangan ekonomis dalam perkembangannya.

"Jatidiri ANTARA adalah milik negara dan negara itu berarti harus memperhatikan kepentingan rakyat dan pemerintah. Kalau ANTARA mementingkan pertimbangan ekonomi, maka rakyat dan pemerintah yang akan dikorbankan," katanya.

Tapi, kesejahteraan karyawan juga penting untuk diperhatikan ANTARA, karena kalau tidak sejahtera justru ANTARA yang akan dirugikan.

"Kalau karyawan tidak sejahtera, maka ANTARA hanya akan menjadi `sekolah` atau `tempat transit` bagi wartawan, tapi kalau sudah pintar justru pindah ke lembaga lain," katanya.

Senada dengan itu, anggota Komisi I DPR RI Ramadhan Pohan menyatakan peran kantor berita yang dimainkan Perum LKBN ANTARA selama ini sudah sangat baik, namun beberapa sisi masih perlu ditingkatkan kualitasnya.

"Apa yang dilakukan ANTARA selama ini sudah bagus dan hanya perlu ditajamkan isinya dan ditingkatkan kualitasnya lagi," kata anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat itu.

Mantan wartawan itu menilai ANTARA hingga saat ini masih tetap dibutuhkan. ANTARA bisa menjadi sarana untuk pemersatu bangsa. "Soal kualitas SDM dan ketajaman berita itu yang harus ditingkatkan," katanya.



Patokan Objektifitas

Asa juga datang dari Wakil Presiden Boediono. Ia mengharapkan Perum LKBN ANTARA memiliki peran strategis sebagai patokan atau rujukan berita untuk melakukan cek dan cek ulang.

"Di tengah begitu banyaknya media massa yang ada saat ini, ANTARA punya posisi strategis sebagai suatu lembaga pemberitaan dan bisa menjadi semacam patokan dari berbagai versi berita yang ada saat ini," katanya.

Menurut Wapres Boediono melalui Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat, sekarang ini terdapat begitu banyak media massa yang dalam menjalankan fungsinya tidak selalu mampu secara optimal menyampaikan objektifitas.

Tidak mampu melakukan objektifitas, kata Yopie, bisa disebabkan bias, kurang waktu, alasan teknis, serta kemampuan wartawan. "Bisa juga latar belakang media itu sendiri karena faktor pemiliknya," kata Yopie.

Untuk itu, diharapkan ada yang bisa mengawal arus informasi agar masyarakat bisa mendapatkan informasi yang objektif.

"Ini penting sekali karena ketika begitu banyak informasi yang beredar dan versi kebenaran muncul dari masing-masing media massa, maka perlu ada ANTARA yang bisa memberitakan secara objektif," katanya.

Tentu saja, kata Yopie, masyarakat harus mempunyai suatu petunjuk atau semacam mercu suar yang bisa mengarahkan informasi yang mungkin boleh disebut paling objektif dari begitu banyak versi berita yang ada.

ANTARA sebagai kantor berita, katanya, mempunyai kepentingan atau misi menyampaikan berita yang objektif, sehingga publik bisa lebih mendapatkan informasi yang lebih ril dan juga untuk kepentingan masyarakat luas bukan untuk siapa-siapa.

Pandangan itu dibenarkan Pendiri dan Pemimpin Umum Harian Kompas, Jacob Oetama.

"Berlangganan ANTARA ditujukan untuk kepentingan referensi, perbandingan, pemetaan isu pemberitaan dan sebagian saja untuk kutipan, karena Kompas punya diferensiasi atau ciri khas sebagai media," katanya.

Dalam perbincangan dengan Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Ahmad Mukhlis Yusuf, Oktober 2010, ia menyatakan setiap media harus memiliki diferensiasi (sudut pandang) di hadapan pelanggannya.

Agaknya, berbagai kalangan menaruh asa kepada ANTARA yang kini berusia 73 tahun. "ANTARA itu penting, karena menjadi jembatan antara hidup dan mati, antara dunia dan akhirat, antara rakyat dan pemerintah, antara kepentingan bisnis dan kemanusiaan," ucap Mohammad Nuh. (*)