Mataram (ANTARA) - Provinsi Nusa Tenggara Barat memperkuat penerapan standar operasional prosedur (SOP) kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan atau clean, healt, safety, environtment (CHSE) di destinasi wisata.
Kepala Dinas Pariwisata NTB, H Lalu Moh Faozal, menyampaikan seluruh pelaku wisata harus mampu beradaptasi di tengah pandemi COVID-19. Dengan begitu, sektor pariwisata tetap berjalan normal sesuai protokol kesehatan yang ketat.
"Pandemi COVID-19 sempat membuat pariwisata kita menurun. Karena itu, empat wisata kita ini harus menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE (clean, healt, safety, environtment) di setiap destinasi yang ada," kata Faozal dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Selasa.
Untuk itu, lanjut Faozal, seluruh pelaku wisata harus paham tentang SOP yang akan di terapkan oleh semua unsur penggerak pariwisata di daerah itu dan wisatawan yang berkunjung ke NTB.
"Simulasi SOP CHSE ini kita awali di Lombok Utara, khususnya tiga Gili, karena area ini menjadi destinasi pertama yang di buka semenjak kita mendeklarasikan NTB membuka pariwisata," ujar Faozal.
Faozal menyatakan, tujuan SOP CHSE, agar masyarakat secara luas tahu warna baru pariwisata di masa pandemi COVID-19, tentu dengan standar CHSE dan wisatawan domestik maupun mancanegara yang hendak berkunjung ke Lombok menjadi yakin bahwa pariwista NTB didatangi sesuai protokol kesehatan yang ada.
"SOP CHSE ini menjadi salah satu bukti bahwa, pariwisata NTB siap didatangi, aman untuk dikunjungi, karena telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat," katanya.
Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara bersama Badan Promosi Pariwisata Lombok Utara di dukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar simulasi penguatan SOP CHSE di pantai Pandanan, Pelabuhan Bangsal dan tiga Gili Matra (Meno, Air, Trawangan).
Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, diawali dengan Tactical Floor Game (TFG) untuk menjelaskan simulasi SOP yang akan diterapkan pada tanggal 15 Desember 2020 di Pelabuhan Bangsal dan tiga Gili serta akan menjadi SOP CHSE yang baku untuk seterusnya.
Ketua PHRI NTB, Ni Ketut Wolini mengatakan, kesiapan sektor pariwisata dalam menerapkan CHSE menjadi salah satu kunci utama agar pariwisata Lombok dan NTB secara umum bisa kembali bangkit di masa pandemi ini.
Karena itulah, sejak awal PHRI NTB juga terus mendorong agar semua hotel dan restoran anggota PHRI benar-benar menerapkan protokol kesehatan dengan pendekatan CHSE ini.
"Penerapan CHSE ini penting. Tujuannya agar wisatawan benar-benar yakin dan tidak ragu-ragu untuk berkunjung ke Lombok, dan NTB secara umum," kata Wolini.
Menurut dia, rencana pemerintah untuk mendistribusikan vaksin corona secara bertahap menjadikan semangat dan optimisme bagi sektor pariwisata.
Apalagi, bagi pariwisata NTB yang tahun depan akan menjadi tuan rumah MotoGP 2021 di Mandalika.
Wolini mengatakan, segala persiapan memang harus dimulai dari saat ini. Agar ketika pariwisata kembali berangsur normal, NTB sudah siap menyambutnya.
"Yang jelas kita harus tetap optimistis. Tidak ada badai yang tak berlalu, semoga pariwisata kita di NTB makin mantap ke depannya," katanya.