Polisi mengevakuasi wanita akan melahirkan di tengah banjir di Kalsel (Video)

id Polda Kalsel, Polres Barito Kuala, banjir batola

Polisi mengevakuasi wanita akan melahirkan di tengah banjir di Kalsel (Video)

Wakapolres Barito Kuala Kompol Jatmiko mengevakuasi warga korban banjir yang akan melahirkan. (ANTARA/Firman)

Marabahan (ANTARA) - Polisi membantu evakuasi seorang wanita yang akan melahirkan di tengah banjir di Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan.

Wakapolres Barito Kuala Kompol Jatmiko terjun langsung ke lokasi mengevakuasi warga di Desa Bahandang, Kecamatan Jejangkit, itu hingga membawanya ke Rumah Sakit Islam Banjarmasin untuk proses persalinan.

"Alhamdulillah wanita bersangkutan sudah berada di rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan," kata Jatmiko kepada ANTARA, Ahad.

Sementara di lokasi lain, polisi juga bergerak cepat mengevakuasi seorang ibu yang baru melahirkan beserta bayinya di Desa Semangat Bakti, Kecamatan Alalak.

Bhabinkamtibmas Sungai Lumbah, Polsek Berangas Brigadir Suryadi bersama PMI dan relawan membawa ibu dan bayinya ke tempat yang lebih aman menggunakan perahu karet.

"Di desa binaan saya cukup banyak rumah terendam banjir yang berlangsung sejak lima hari terakhir dengan ketinggian air bervariasi hingga satu meter," ucap Suryadi.
Bhabinkamtibmas Sungai Lumbah, Polsek Berangas Brigadir Suryadi mengevakuasi ibu dan bayinya yang terdampak banjir. (ANTARA/Firman)

Aksi tanggap personel Polres Barito Kuala tersebut menjadi instruksi Kapolres Barito Kuala AKBP Lalu Moh Syahir Arif yang memastikan anggotanya hadir untuk membantu masyarakat korban banjir.

"Bhabinkamtibmas harus benar-benar mendata warga binaannya agar ketika proses evakuasi semuanya dapat terselamatkan. Bantuan juga terus disalurkan terutama untuk kebutuhan makan sehari-hari," kata Kapolres.

Menyikapi peningkatan debit air yang cukup parah melanda enam kecamatan di wilayah Batola seperti Jejangkit, Mandastana, Kuripan, Tabukan, Bakumpai dan Alalak, pemda menetapkan berstatus tanggap darurat banjir.

Di Kecamatan Jejangkit dari tujuh desa yang ada, nyaris semua terendam. Sementara Kecamatan Mandastana dari 14 desa hanya dua desa tidak terendam, yakni Karang Indah dan karang Bunga.

Sedangkan banjir terparah melanda Desa Antasan, Tatah Halayung, dan Pantai Hambawang. Ketinggian air di tiga desa itu berkisar antara 50 hingga 70 centimeter yang menyebabkan hampir semua rumah penduduk, tempat ibadah, sekolah, perkantoran dan fasilitas umum lainnya terendam.*