Mataram, 3/3 (ANTARA) - Harga buah-buahan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menjelang hari raya Nyepi, tahun baru Saka 1933, mengalami kenaikan hingga 100 persen karena permintaan tinggi.
"Melonjaknya harga buah-buahan terjadi sejak memasuki peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, dan menjelang Hari Raya Nyepi, harga kembali melonjak, karena permintaan tidak sebanding dengan persediaan yang ada," kata salah seorang pedagang di arena buah Cakranegara Kota Mataram, I Komang Ayu Seri, Kamis.
Ia menyebutkan, jenis buah-buahan yang mengalami kenaikan harga seperti anggur merah dari Rp30.000 naik menjadi Rp60.000 ribu per kilogram (kg) dan anggur hitam afrika dari Rp50.000 naik menjadi Rp75.000/kg.
Selanjutnya, salak bali dari Rp5.000 naik menjadi Rp10.000/kg, dan salak pondoh dari menjadi Rp15.000 dari sebelumnya Rp8.000/kg, jeruk santang dari Rp18.000 naik menjadi Rp28.000/kg dan klengkeng menjadi Rp30.000 dari Rp20.000/kg.
"Hanya buah apel yang tidak mengalami peningkatan harga, karena pasokan dari distributor masih cukup lancar," ujarnya.
Menurut Ayu, kenaikan harga buah-buahan bukan saja karena permintaan tinggi, namun karena harga tebus di tingkat distributor memang mengalami kenaikan.
"Kenaikan bukan karena pedagang memanfaatkan situasi tetapi karena dari distributor memang sudah mengalami kenaikan. Makanya, meskipun harga naik, keuntungan kami tetap tidak berubah," ujarnya.
Naiknya harga buah-buahan tersebut juga karena meningkatnya permintaan dari umat Hindu untuk kelengkapan ritual Nyepi tahun baru saka 1993.
Selain buah-buahan yang mengalami peningkatan permintaan, perlengkapan Hari Raya Nyepi seperti sanggah crukcuk dan canang juga menjadi buruan umat Hindu di Kota Mataram.
Pedagang sanggah crukcuk dan canang, Made Purwa, mengatakan permintaan sanggah crukcuk menjelang perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1933 cukup tinggi.
"Permintan mencapai ratusan dalam satu minggu ini. Kemungkinan besok puncak penjualan karena hari Jumat hari terakhir saya berjualan," ujarnya.
Menurut dia, sanggah crukcuk yang terbuat dari bambu yang dihiasi berbagai janur atau daun kelapa muda dan bunga tersebut berfungsi sebagai tempat sesajen. Sanggah crukcuk ditancapkan di depan gerbang pintu rumah agar para penghuni rumah dilindungi dari pengaruh roh jahat.
Satu unit sanggah crukcuk dijual mulai dari harga Rp15 ribu hingga Rp35 ribu. Sanggah crukcuk yang harganya mencapai Rp35 ribu sudah dilengkapi dengan berbagai aksesoris yang terbuat dari janur muda dan kembang.
Selain sanggah crukcuk, kata Made Purwa, omzet penjualan canang menjelang perayaan Hari Raya Nyepi juga meningkat cukup tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasa.
"Canang atau tempat sesajian yang terbuat dari daun kelapa muda tersebut dijual dengan harga Rp1.000 per lima biji. Kalau hari biasa paling banyak 200 biji, kalau hari-hari besar seperti Nyepi, Galungan dan Kuningan bisa mencapai ribuan biji per hari," ujarnya.(*)