PLN segera merampungkan infrastruktur ketenagalistrikan di Nusa Tenggara

Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) segera menyelesaikan pembangunan 347,47 kilometer sircuit (kms) jalur transmisi dan 200 mega Volt Amper (mVa) kapasitas gardu induk yang tersebar di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

"Kami mentargetkan pembangunan infratruktur di Pulau Lombok dan Sumbawa, NTB, serta di Flores dan Timor, NTT, rampung pada tahun ini," kata Senior Manager Pertanahan, Perizinan dan Komunikasi PLN UIP Nusra, Gregorius Adi.

Hingga saat ini, kata dia, progres konstruksi pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan masih tetap berlangsung dan terus digenjot guna memenuhi capaian yang direncanakan.

Saat ini, PLN UIP Nusra sedang menyelesaikan beberapa proyek pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang tersebar dari NTB sampai dengan NTT.

Sejumlah pembangunan infrastruktur yang sedang dalam proses tersebut, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Uap (PLTMGU) Lombok Peaker, PLTU Sembelia.

Selain itu, saluran udara tegangan tinggi (SUTT) Mataram Incomer, SUTT Jeranjang-Sekotong, SUTT Mataram-Mantang, SUTT Ampenan-Tanjung, SUTT Bima-Sape, Gardu Induk Sekotong.

"Ada juga beberapa penambahan kapasitas gardu induk yang dikhususkan untuk menyukseskan perhelatan international di wilayah Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Greg itu menambahkan sesuai pilar lean PLN, pihaknya memastikan bahwa infrastruktur ketenagalistrikan, baik dari sisi pembangkit dan jaringan harus andal dan efisien.

"Capaian tersebut akan mampu menunjang stabilitas energi yang tersalurkan kepada pelanggan, sehingga energi listrik berperan maksimal dalam menunjang aktivitas ekonomi dari segala lini," ucapnya pula.

Menurut dia, upaya untuk mampu menghasilkan aset pembangkit dan jaringan yang berkualitas serta berwawasan lingkungan dengan sumber daya manusia yang andal sesuai visi-misi PLN UIP Nusra.

Greg mengatakan segala aktivitas pembangunan infrastuktur di lapangan harus melalui perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan secara tepat biaya, mutu dan waktu sehingga memperoleh hasil pembangunan pembangkit dan jaringan yang berkualitas dan siap dioperasikan.

"Perlu dicatat bahwa segala proses tersebut tentunya harus memenuhi aspek keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja, dan juga dengan berpedoman pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik," katanya.