Pagi mulai menjelang, udara dingin pun masih menyelimuti kota Perth, Australia Barat. Sinar mentari yang menghangatkan, masih tampak malu-malu menampakkan diri. Meski begitu, aktivitas warganya mulai menggeliat.
Berbagai angkutan kota mulai menyelusup jalan-jalan kota mengantar penumpang ke batas tujuan.
Perth merupakan Ibu Kota Australia Barat (Western Australia). Penduduk kota ini hanya sekitar dua juta jiwa. Seperti halnya kota-kota di Australia, Perth memiliki sistem transportasi umum (public transportation) yang baik dan nyaman.
Transportasi publik di Australia Barat ini dikelola oleh pemerintah di bawah otoritas transportasi publik (public transport authority) bernama TransPerth. TransPerth adalah perusahaan besar yang melayani transportasi darat berupa bus kota dan kereta api serta transportasi air berupa feri.
Armada bus, kereta api modern dan feri yang dikelola sangat banyak dan menjangkau semua kawasan di Australia Barat sehingga memudahkan masyarakatnya untuk bepergian sesuai yang dikehendaki sekitar Perth. Armada itu beroperasi sesuai jadwal masing-masing.
Data TransPerth, otoritas ini mengelola sekitar 1.100 armada bus, 220 gerbong kereta dan 80 kapal ferry. Masing-masing moda transportasi tersebut dikelola secara profesional. Antar-moda transportasi tersebut terhubung pada simpul atau titik tertentu.
Sebagai contoh, moda transportasi darat dan kapal bertemu di Barrack Street Jetty di Fremantle. Dari kawasan tersebut, penumpang transportasi darat langsung dapat melanjutkan perjalanan dengan layanan kapal ferry menyusuri Sungai Angsa (Swan River). Bahkan, bagi yang tertarik naik kereta api, kawasan itu juga dekat dengan stasiun kereta api Fremantle ( Fremantle Railway Station).
Sementara itu, untuk mengetahui berbagai hal yang terkait dengan layanan TransPerth, masyarakat dapat mengakses situs otoritas transportasi publik ini di alamat http://www.transperth.wa.gov.au.
Melalui situs tersebut masyarakat dapat mengakses mengenai peta perjalanan bus, kereta api maupun kapal, jam keberangkatan dan kedatangan armada angkutan, tarif, tempat dan cara pembelian tiket maupun zona layanan. Zona layanan TransPerth dibagi menjadi sembilan ulai zona-1 untuk jarak yang terdekat hingga zona-9 untuk jarak terjauh.
TransPerth tidak hanya melayani wilayah perkotaan di Perth tapi juga ke wilayah sekitarnya seperti Fremantle di sebelah barat, Mandurah di selatan, Two Rocks di utara dan Chidlow di sebelah timur. Wilayah tersebut terbagi menjadi zona-zona.
Otoritas transportasi di Australia Barat itu juga mengoperasikan Free Transit Zone untuk bus dan SmartRider Free Transit Zone untuk kereta api dialam batas-batas kota Perth. Penumpang dapat melakukan perjalanan di dalamnya pada setiap bus atau kereta api gratis.
Masyarakat yang ingin menanyakan berbagai hal terkait layanan TransPerth bisa juga berinteraksi melalui situs ini. Situs TransPerth telah didesain sedemikian rupa sehingga publik dapat berhubungan dengan pihak TransPerth secara langsung melalui rubrik Contact Us. Semua interaksi pasti akan direspon.
Pihak otoritas transportasi di Perth bahkan sangat mengharapkan umpan balik dari layanan yang mereka berikan. "Penumpang dapat menghubungi CommentLine Transperth 13 16 08 untuk memberikan masukan tentang layanan Transperth. Kami menghargai umpan balik Anda karena membantu kita untuk terus menerus memperbaiki sistem transportasi umum di daerah metropolitan Perth)".
Kenyamanan
Armada transportasi umum di Perth jumlahnya sangat memadai dibandingkan jumlah populasi masyarakatnya. Apalagi, selain sarana angkutan tersebut masih banyak pula armada angkutan umum taksi yang berselweran di jalan-jalan kota Perth.
Kondisi bus, kereta api dan kapal ferry yang dikelola otoritas transportasi Australia Barat sangat bagus. Kedatangan dan keberangkatan seluruh armada telah terjadwal dengan baik . Bahkan, calon penumpang dapat merencanakan perjalanannya karena ketepatan waktu masing-masing armada transportasi yang ada.
Selain itu, ruang dalam sarana transportasi baik bus, kereta api maupun kapal, benar-benar bersih. Tidak terlihat sampah berserakan. Penumpang naik atau turun armada transportasi dengan tertib, tidak berjubel. Penumpang juga tidak merasa khawatir kehilangan barang mereka karena ulah pencopet, serta tidak ada kemacetan. Kenyamanan benar-benar sangat terasa.
Meski tidak terlihat polisi berdiri di pinggir-pinggir jalan, tapi kesadaran berlalu lintas di Perth sangat tinggi. Rambu-rambu lalu-lintas sangat membantu. Di setiap persimpangan jalan, kendaraan yang akan melintas berhenti sejenak guna memastikan jalan yang akan dilintasi aman. Apalagi, jika di persimpangan itu ada tanda segitiga bertuliskan "give way".
Kenyamanan lain diantaranya adalah mudahnya mendapatkan tiket dan tiket tersebut dapat digunakan untuk naik berbagai moda transportasi baik bus, kereta api maupun kapal ferry.
Tiket Transperth ada dua jenis, yakni tiket kas dan SmartRider. Tiket kas adalah tiket yang dibayarkan sesuai tarif ketika naik angkutan atau sarana transportasi. Pembayaran bisa dilakukan melalui mesin yang ada di masing-masing sarana transportasi.
Sedangkan SmartRider adalah tiket yang menggunakan sistem elektronik. Pihak Transperth merekomendasikan SmartRider karena dinilai lebih hemat. Tiket dapat dibeli langsung ketika naik angkutan, atau melalui outlet-outlet yang menjual tiket layanan itu.
Besaran tarif Transperth besarannya sudah pasti dan dipublikasikan untuk umum. Untuk bepergian menggunakan tiket kas dalam wilayah satu zone misalnya dikenakan 2.50 dolar Australia, dua zona 3.70 dolar Austarlia, 3 zona 4.60 dolar Australia, 4 zona 5.40 dolar Australia, lima zona 6.60 dolar Australia dan semakin banyak zona tarif semakin besar.
Namun, jika penumpang memilih menggunakan SmartRider, akan mendapatkan potongan sebesar 15 persen dari tarif tiket kas. Dengan demikian, untuk satu zona hanya dikenakan 2.13 dolar Australia, dua zona 3.15 dolar Australia, tiga zona 3.91 dolar Australia, empat zona 4.59 dolar Australia dan lima zona 5.61 dolar Australia.
Calon penumpang bus, untuk menunggu telah disediakan shelter-shelter yang dilengkapi dengan papan petunjuk nomor bus, jam kedatangan dan keberangkatan beserta rutenya di banyak titik. Karena itu, tidak sulit mendapatkan layanan angkutan umum di kota ini.
Rombongan wisatawan dari Indonesia pernah kebingungan mendapatkan angkutan untuk kembali ke penginapan ketika mereka berada di wilayah Wellington (sekitar 14 kilometer dari Kota Perth). Rombongan tersebut kemudian mendatangi terminal bus yang ada di daerah itu. Mereka mendapatkan penjelasan dari petugas dengan ramah.
Bahkan, di komplek terminal tersedia pula layanan telepon umum milik operator Telstra. Kondisinya terawat dan bersih. Telepon umum itu masih berfungsi dengan baik. Melalui telepon itu masyarakat tidak hanya bisa melakukan pembicaraan lokal atau interlokal, tapi juga internasional.
"Lebih setahun menggunakan TransPerth, saya belum menemukan masalah apapun. Semuanya serba terjadwal dengan baik. Pelayanan di kendaraan pun memuaskan. Sopir-sopir selalu menyapa dengan senyum dan gembira. Pembayaran secara elektronik menggunakan kartu khusus pun memudahkan untuk bepergian," kata Kunaifi, mahasiswa Indonesia yang telah tinggal beberapa tahun di Perth, dalam blog pribadinya.
{jpg*5}
Tranportasi umum di Perth tampaknya benar-benar telah menjadi alternatif yang baik bagi masyarakatnya. Apalagi, jika menggunakan kendaraan pribadi, tarif parkir di Perth cukup mahal. Contoh, parkir di Burswood dalam sehari mencapai 36 dolar Australia atau atau sekitar Rp310 ribu.
Kenyataan seperti itu tampaknya memang belum bisa disamakan dengan sistem transportasi umum di sejumlah kota besar di Indonesia seperti di Jakarta ataupun Surabaya yang masih butuh penataan dan penanganan secara sungguh-sungguh. Kenyamanan menggunakan tranportasi publik yang diharapkan dapat menekan kepadatan lalu-lintas di kota besar ini, masih perlu diusahakan secara serius. (*)
KETERANGAN FOTO:
1. Aktivitas transportasi di Kota Perth.
2. Calon penumpang tertib antre naik ke kapal ferry.
3. Shelter calon penumpang bus lengkap dengan papan informasi TransPerth.
4. Wisatawan sedang menggunakan telepon umum di terminal Wellington.
(FOTO: Slamet Hadi Purnomo/AntaraMataram.Com)