Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan sekitar 6.000 guru, terutama di sekolah swasta belum divaksinasi COVID-19 karena berbagai alasan.
"Sebanyak 6.000 guru yang belum divaksinasi itu merupakan guru di sekolah-sekolah swasta, sehingga kami kesulitan untuk menyikapinya," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram H Lalu Fatwir Uzali di Mataram, Jumat.
Akan tetapi, untuk cakupan vaksinasi guru di sekolah negeri sudah mencapai 91 persen dari target total sasaran sekitar 9.000 guru, sedangkan cakupan tenaga non-guru 89 persen.
Pernyataan itu disampaikannya menanggapi terungkapnya data 6.000 guru di Kota Mataram ternyata belum divaksinasi, dalam kegiatan rapat koordinasi validasi data sasaran vaksin COVID-19 di Kota Mataram, bersama jajaran TNI/Polri dihadiri Kapolresta) Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi, Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana serta sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait lainnya.
Menurut Fatwir, untuk mengoptimalkan cakupan vaksinasi guru di sekolah swasta ini, pihaknya sudah berulang kali mengirimkan surat izin pelayanan vaksinasi di sekolah masing-masing.
Bahkan dalam surat tersebut, dicantumkan sanksi administrasi terhadap sekolah yang tidak melaksanakan kegiatan vaksinasi.
"Sayangnya hal itu kurang mendapatkan perhatian, apalagi sekolah yang dikelola yayasan. Ada beberapa sekolah secara jelas menolak, tapi ada juga yang belum mau karena alasan masih ragu-ragu," katanya.
Terkait dengan itu, Disdik kembali akan berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram, dan tim vaksinasi baik dari jajaran TNI/Polri, maupun dari Dinas Kesehatan Kota Mataram.
Kalaupun guru-guru yang ada di sekolah swasta tersebut tetap tidak mau divaksinasi, maka mereka nantinya diminta untuk membuat surat pernyataan beserta alasannya.
"Ini akan menjadi tugas Satgas COVID-19, termasuk jajaran TNI/Polri agar satgas memiliki acuan riil ketika dilakukan validasi cakupan vaksinasi," katanya.
Sementara menyikapi hal itu, Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi yang juga hadir dalam rapat tersebut, mengatakan, hal ini akan menjadi ranah kebijakan Wali Kota Mataram
"Jika guru di sekolah swasta ternyata ada yang tidak mau divaksinasi bahkan menolak, yang bisa menjawab kepala daerah untuk mengambil kebijakan final," katanya.*
Berita Terkait
Dinkes buka layanan vaksin meningitis calon haji Mataram di 11 puskesmas
Kamis, 18 April 2024 16:43
Pastikan hewan peliharaan sehat sebelum dititipkan saat libur Lebaran
Sabtu, 6 April 2024 14:50
Kejari Sumbawa nyatakan kasus korupsi dana vaksin ternak tak terbukti
Selasa, 26 Maret 2024 15:28
Calon jamaah haji Mataram disiapkan vaksin COVID-19
Jumat, 1 Maret 2024 14:21
Kaum laki-laki bisa ambil vaksin HPV
Selasa, 13 Februari 2024 19:22
RI-Fiocruz membuka peluang kolaborasi teknologi dan vaksin atasi dengue
Senin, 12 Februari 2024 18:31
AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 12:05
Kejari Sumbawa periksa 20 saksi kasus korupsi dana vaksin ternak
Kamis, 18 Januari 2024 19:30