Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengimbau warga agar waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem menjelang perayaan Imlek 1 Februari 2022.
"Berdasarkan pengalaman, bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga angin puting beliung menjelang perayaan Imlek setiap tahunnya berpotensi terjadi," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Ahad.
Terkait dengan itu, masyarakat tetap waspada ketika beraktivitas di luar rumah termasuk ketika berlalu lintas, dan yang terpenting dapat menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah di saluran atau sungai yang dapat menghambat aliran air.
"Nelayan juga sudah kita minta agar waspada terhadap potensi bencana di laut, dan sebaiknya tidak melaut saat cuaca ekstrem," katanya.
Lebih jauh Mahfuddin mengatakan, potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem menjelang perayaan Imlek sudah mulai terlihat sejak beberapa hari terakhir ini.
Apalagi, katanya, dalam beberapa hari terakhir ini, intensitas hujan disertai angin kencang terjadi setiap hari, bahkan dari pagi hingga malam.
"Kendati demikian, Alhamdulillah kondisi Kota Mataram masih aman terkendali termasuk titik genangan, dari pantauan kami hampir tidak ada," katanya.
Kalaupun terjadi peningkatan volume air sungai di beberapa sungai yang melintasi Kota Mataram diantaranya Sungai Jangkuk, Ancar, Berenyok dan Kali Unus, peningkatannya masih normal dan belum ada yang berpotensi masuk ke permukiman penduduk.
Kondisi itu, kata dia, terjadi karena Satgas Terpadu penanganan Bencana Kota Mataram, telah melakukan upaya antisipasi. Misalnya, dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) telah melakukan normalisasi sungai dan saluran.
Selain itu dari Dinas Perkim dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), bekerja sama melakukan perantingan pohon serta pengawasan terhadap pohon-pohon yang dinilai rawan tumbang.
Sedangkan anggota dari BPBD, tambahnya, aktif berkeliling pada sejumlah titik potensi bencana seperti di sepanjang sembilan kilometer laut Kota Mataram, titik genangan dan aliran sungai.
"Ketika ada hal-hal yang dinilai berpotensi bencana, petugas kami segera melapor untuk ditindaklanjuti satgas terpadu penanganan bencana," demikian Mahfuddin Noor.
Berita Terkait
Korban erupsi Gunung Ruang BAB berdarah akibat menu makan
Kamis, 2 Mei 2024 19:47
BNPB pasok sayur dan buah segar korban erupsi Gunung Ruang
Kamis, 2 Mei 2024 18:11
Invasi Israel ke Rafah bisa jadi bencana kemanusiaan
Kamis, 2 Mei 2024 6:47
Getaran gempa di Kabupaten Bandung merusak masjid dan puskesmas
Kamis, 2 Mei 2024 6:46
harapkan alat pendeteksi gempa tak terganggu letusan Gunung Ruang
Rabu, 1 Mei 2024 7:04
Sebanyak 12 ribu warga harus dievakuasi akibat erupsi Gunung Ruang
Selasa, 30 April 2024 17:33
BPBD Jakarta ungkap tiga sumber ancaman gempa
Minggu, 28 April 2024 17:52
34 desa tangguh bencana terbentuk di Lombok Tengah
Jumat, 26 April 2024 12:51